Tragedi AirAsia yang di duga jatuh di Selat
Karimata, Ahad, 28 September 2014 lalu merupakan peristiwa yang sangat berat
bagi keluarga korban. Senin, 5 Desember 2014, Pastor Caleb Natanielliem menjelaskan bahwa “ Empat puluh satu penumpang jemaat Gereja Mawar Sharon dan sepuluh di antaranya anggota gereja”.
Tentunya ini akan membuat gereja bertanya – tanya
mengapa banyak sekali orang Kristen yang menjadi korban AirAsia?
Pastor
Agustinus Tri Budi Utomo dari Keuskupan Surabaya mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa “Jangan tanya mengapa (ini terjadi), sebab bertanya mengapa dapat melemahkan iman dan pengharapan”.
Laporan dari The Straits Times menjelaskan bahwa para
korban jemaat Mawar Sharon ingin bepergian berlibur ke Singapura. Mawar Sharon adalah
salah satu gereja besar yang beranggotakan sekiar 30.000 orang.
Kejadian ini tidak hanya membuat keluarga para
korban kaget, bahkan pendeta gereja tersebut juga sangat terkejut mendengar
bahwa anggota gerejanya banyak yang menjadi korban. Pendeta Mantofa berharap tragedi
tersebut dapat menguatkan iman mereka.
Daily Mail mengutip pesan Pendeta Mantofa
yang mengatakan “Banyak hal tidak dapat kita mengerti, tetapi Tuhan lebih besar dari
semua ini”. Sampai saat ini Gereja Mawar Sharon belum menayangkan informasi
apapun tentang angota jemaat yang menjadi korban pesawat AirAsia QZ 8501.
Gereja Mawar Sharon telah menyediakan
layanan doa untuk para keluarga korban. Tak hanya itu saja, Gereja juga
menyiapkan pendampingan kepada 14 keluarga korban. Hal ini semata-mata adalah
untuk meneguhkan hati kepada keluarga yang ditinggalkan.
Sampai saat ini pencarian korban AirAsia masih dilakukan. Semoga jenazah yang belum ditemukan dapat segera ditemukan dan di makamkan. Keluarga yang ditinggalkan pun diberikan ketabahan dan kesabaran. Biarlah melalui kejadian ini, kita semua tetap percaya bahwa rencana Tuhan indah bagi semua umat manusia.
Sumber : berbagai sumber/by tiur