Tak Sejahtera, Ratusan Warga Kalimantan Eksodus Ke Malaysia

Nasional / 12 November 2014

Kalangan Sendiri

Tak Sejahtera, Ratusan Warga Kalimantan Eksodus Ke Malaysia

daniel.tanamal Official Writer
3278
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

Ketidaksejahteraan yang dialami oleh para warga dibeberapa daerah di Kalimantan Utara membuat mereka memutuskan untuk eksodus ke negeri tetangga Malaysia. Ratusan warga yang memilih eksodus itu adalah warga di tiga desa, yaitu Desa Labang, Desa Panas, dan Desa Tao Lumbis, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Para warga menyatakan bahwa selama menetap di Indonesia kesejahteraannya jauh dari harapan. Faktanya juga bahwa hampir 100 persen kebutuhan pokok warga itu bergantung kepada Malaysia.

Menurut Anggota Komisi II DPRD Nunukan, Lewi, eksodus semacam ini telah Eksodus terjadi sejak konfrontasi tahun 1965 sampai sekarang. Menurutnya para warga eksodus bukan untuk pindah kewarganegaraan. Namun semata-mata untuk mengejar kesejahteraan. Karena mereka mendengar informasi dari keluarga mereka di Malaysia mudah mendapat pekerjaan, lama kelamaan enak hidupnya di sana akhirnya menetap,” ujarnya seperti dirilis Kompas com, Rabu (12/11/2014).

Lewi menambahkan bahwa pemerintah Malaysia memberikan kemudahan dan fasilitas untuk para warga yang eksodus kesana. Sejak 1965 tercatat ada 60 persen warga dari tiga kelompok desa tersebut dan beberapa keluarga dipermudah untuk mendapatkan IC (semacam KTP) karena adanya ikatan keluarga. “Bahkan orangtua di sana difasilitasi oleh Negara untuk mendapat tunjangan. Biaya hidupnya dipenuhi oleh Pemerintah Malaysia,” kata Lewi.

Atas kondisi ini Lewi berharap, Pemerintah Indonesia memperhatikan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan. “Eksodus mereka alasannya ekonomi, ini harus menjadi perhatian pemerintah bagaimana caranya kebutuhan ekonomi mereka terpenuhi. Masalah informasi juga harus diperhatikan, agar warga perbatasan bisa menerima informasi lebih cepat," tambahnya.

Kesejahteraan menjadi salah satu faktor utama parameter sehat atau tidaknya sebuah pemerintahan. Namun kondisi semacam ini tidak hanya dibebankan kepada pemerintahan saja, namun kepada masyarakat yang telah sejahtera dan punya kecukupan finansial dan pekerjaan untuk membantu mengulurkan tangan memberikan ide dan bantuan kepada mereka sebagai sumbangsih nyata kepada Negara.

 

 



<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Halaman : 1

Ikuti Kami