Setelah Selasa kemarin sempat melemah, pagi ini nilai mata uang Garuda kembali menguat sekitar 22 poin menjadi Rp 12.193 per dolar AS dari posisi terakhir Rp 12.215 per dolar AS.
Dilansir dari Antaranews.com, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengungkapkan, “Setelah mengalami tekanan pada hari sebelumnya, mata uang rupiah bertahap kembali menguat meski masih dalam kisaran sempit.”
Menurutnya, potensi mata uang rupiah berbalik menuju pelemahan sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh fundamental ekonomi Indonesia yang masig negatif dan pelaku pasar uang sedang menantikan realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga meningkatkan ruang fiskal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
”Dengan ruang fiskal yang besar diharapkan dapat mendorong pembangunan infrastruktur lebih cepat sehingga nantinya dapat menunjang laju pertumbuhan ekonomi ke depan,” ungkap Rully.
Sumber lain oleh riset Samuel Sekuritas Indonesia juga menanggapi pelemahan rupiah yang kerap terjadi semenjak akhir Oktober. “Hari ini ruang tekanan pelemahan rupiah berpeluang sedikit tertahan dengan turunnya dollar AS,” tulisnya. Disimpulkan bahwa pelemahan mata uang Indonesia masih lebih lamban bila dibandingkan dengan pelemahan mata uang lain terhadap dollar AS.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more