Surat Inspiratif Penyandang Kanker: Mengakhiri Hidup Bukanlah Solusi
Sumber: Mundanefaithfulness.com

Kata Alkitab / 10 October 2014

Kalangan Sendiri

Surat Inspiratif Penyandang Kanker: Mengakhiri Hidup Bukanlah Solusi

Lori Official Writer
6791
Kara Tippetts, seorang istri dan ibu dari empat anak harus menerima kenyataan bahwa ia didiagnosa kanker payudara pada Juli 2012 silam. Penyakit ini dideritanya tak lama setelah kepindahan sang suami Jason Tippetts untuk tugas pelayanan sebagai pendeta ke Colorado Springs.

Bila sebagian dari penderita kanker menjadi putus asa dan kehilangan harapan sembuh dari penyakit mematikan itu, sebaliknya Kara malah memilih bercerita secara terang-terangan tentang kanker payudara yang menggerogoti tubuhnya dalam bentuk tulisan di blog pribadinya, Mundane Faithfulness, yang kini menjadi buku terbitan pertamanya berjudul, ‘The Hardest Peace: Expecting Grace in the Midst of Life’s Hard’.

Sebagai penyandang kanker, Kara mengakui betapa sulitnya menerima kenyataan hidup bahwa tubuhnya semakin melemah dari hari ke hari. Berjuang menahan sakit dan menjalani serangkaian treatment (pengobatan, red) yang memakan banyak waktu dan biaya. Namun di tengah sakit itu, Kara mencoba memandang pada berkat Tuhan di tengah masa sulit. Dia memilih untuk tetap hidup dalam kasih dan karunia Tuhan hari lepas hari.

Berbeda dengan kisah yang dialami Brittany Maynard, seorang penyandang kanker otak yang divonis dokter hanya memiliki harapan hidup kurang dari 6 bulan. Dan Brittany telah memilih jalur medis untuk mengakhiri hidupnya pada 1 November 2014 nanti.

Keputusan Britanny itu pun memedihkan hati Kara. Lewat surat, ia menuturkan bahwa pilihan untuk mengakhiri hidup bukanlah jawaban untuk mengakhiri sakit kanker yang mengerogoti tubuhnya.

Dalam suratnya, Kara menuliskan:

Kepada Brittany Maynard,

Pagi ini saya dan teman telah membaca cerita mu.

Hati ku hancur karena mu, dan saya berduka atas tumor otak parah yang kamu derita, dokter memberimu kesempatan kurang dari 6 bulan, kamu baru saja mengakhiri ulang tahun ke-29 mu.

(Kondisi) itu tampak sangat menghancurkan dan sulit. Kamu berharap bahwa semua pengobatan yang kamu lewati dengan sangat berat akan memberi perubahan dan tidak bagi saya bahwa ada waktu yang tepat (untuk sembuh).

Brittany, masalah hidupmu, masalah kisahmu, dan masalah penderitaanmu. Terima kasih karena telah membagikannya secara terbuka.

Kami mengenalmu, kami tahu tentang hidupmu, dan terdapat jutaan cinta yang berdoa agar mengubah pikiranmu.

Brittany, saya mengasihimu dan saya sangat sedih atas kesakitanmu. Saya minta maaf bila kita bertanya untuk berjalan di jalan yang terasa mustahil dijalani.

Penderitaan bukanlah kealpaan dari kebaikan, bukan kealpaan dari keindahan, tetapi itu mungkin saja menjadi tempat dimana keindahan sejati ditemukan.

Pilihan mu untuk mengakhiri hidup, merampas mereka yang mencintaimu dengan tulus, kesempatan memperpanjang hidup hingga akhir nafasmu dan bertemu denganmu dimomen terakhir.

Ada ciuman terakhir, sentuhan hangat terakhir, hembusan nafas terakhir, namun kita tidak berkuasa memutuskan kapan kita menghembuskan nafas terakhir itu.

Kamu telah berdusta. Sebuah dusta yang mengerikan, bahwa kematianmu tak akan menjadi indah. Bahwa penderitaan terlalu besar.

Dalam tulisannya, Kara dengan terang mengatakan bahwa pilihan Britanny untuk mengakhiri hidup adalah keliru. Sebagai penyadang kanker payudara, Kara telah melewati masa sulit itu dengan satu keyakinan bahwa Tuhan mengerti tentang kesakitan yang dideritanya, dan Tuhan tetap berjalan bersamanya. Sehingga Kara jauh lebih merasakan damai dan sukacita.

Ia mengakhiri surat tersebut dengan kalimat yang memberi makna mendalam bagi setiap penyandang kanker, bahwa memilih menyerah atas penyakit kanker adalah pilihan yang salah. Sebab kematian yang indah adalah saat Tuhan menyatakan waktu yang tepat bagi setiap orang untuk menghembuskan nafas terakhir.

Kara menyampaikan pesan yang paling penting untuk dibagikan kepada setiap penyandang kanker, pesan agar memilih hidup hingga hari-hari terakhirnya.

"Tetapi, dengarlah. Itu bukan sebuah kesalahan, keindahan akan menemui kita pada hembusan nafas yang terakhir," tulisnya diakhir surat.

Sumber : Aholyexperience.com/Krdo.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami