Sour Sally Hobby Menciptakan Bisnis
Sumber: swa.co.id

Entrepreneurship / 17 September 2014

Kalangan Sendiri

Sour Sally Hobby Menciptakan Bisnis

Theresia Karo Karo Official Writer
7180
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]-->

Bagi anda yang menyukai makanan yang menyegarkan, tentu tidak asing lagi dengan produk “Sour Sally Frozen Yoghurt”. Pelopor froyo (frozen yoghurt) atau yogurt beku ini adalah seorang Donny Pramono. Racikan susu, yoghurt dan es krim formulasi ini dapat memanjakan lidah sekaligus menyehatkan. Apalagi kandungannya yang bebas lemak, membuat froyo semakin digemari.

Sosok Donny pula yang berhasil dengan brandingnya menularkan popularitas froyo di Indonesia sejak tahun 2008. Bisnis ini berawal dari pengalaman saat dirinya sedang menempuh pendidikan S2 di Amerika Serikat. Dia yang gemar mengkonsumsi froyo kemudian mengajak ibunya Elien Limuwa sebuah gerai froyo saat kunjungan di AS. Kala itu memang froyo sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Ibu Elien yang menyukai rasa froyo kemudian mengatakan kepada Donny, seandainya Donny membuka gerai di Indonesia pasti peluangnya akan sangat bagus.

Berangkat dari tantangan ibunya, pria lulusan Akuntansi dan marketing ini kemudian belajar dengan bekerja di sebuah perusahaan yoghurt. Tepatnya tanggal 15 Mei 2008, Donny memberanikan diri untuk membuka usaha ini. Bermodalkan Rp 200 juta yang merupakan bentuk dukungan orangtua, dia mendirikan outlet pertama di Senayan City Jakarta. Keunikan dan inovasi baru menjadi daya tarik froyo ini, ditambah dengan pilihan topping dan cita rasa yang menarik.

Usahanya kemudian berbuah manis dan tidak disangka antusias masyarakat sangat tinggi terhadap froyo Sour Sally. Pada hari biasa jumlah pengunjung mencapai ratusan, dan pada saat akhir pekan jumlah itu meningkat hingga ribuan. Saat ini Sour Sally yang hadir dengan tema gaya hidup dinamis, telah berkembang di beberapa kota besar Indonesia hingga Singapura.

Donny tidak hanya berhasil dalam berbisnis tetapi ia juga memproduksi produk yang menyehatkan. Perjuangan branding dengan karakter “Sally”, gadis berkepang dua dengan dress mini berwarna hitam turut menjadi daya tarik konsumen. Penggambaran karakter yang fun, ceria, cerewet, lucu, cerdas, dan ramah sesuai dengan target pasar produknya yaitu para wanita. Selama ini yang membeli adalah 70 persen wanita.

Mungkin sudah banyak yang menjual froyo saat ini, tetapi hal itu bukan menjadi kendala bagi Donny. Sour Sally akan selalu berinovasi dan gencar melakukan promosi karena target marketnya anak muda, promosi dilakukan dengan memanfaatkan sosial media, seperti Facebook dan Twitter. Selain itu, varian produk pun diganti secara berkala. Rata-rata setiap enam bulan akan ada rasa baru, atau rasa lama yang dimunculkan kembali.

Kendala dalam memulai usaha ini menurut Donny adalah saat mendirikan toko, membentuk tim, hingga proses operasionalnya. Tapi baginya semua adalah proses belajar dan harus diatasi. Awalnya, produk yogurt beku Sour Sally memang menyasar segmen premium, hal ini disebabkan 50 persen bahan baku yang digunakan harus mengandalkan impor.

Faktor ini yang menyebabkan harganya menjadi jauh lebih mahal. Tetapi saat ini, Donny berusaha menjangkau masyarakat lebih luas dengan kehadiran gerai Sour Sally Mini dengan harga produk yang lebih terjangkau. Selain froyo, Sour Sally juga menghadirkan produk minuman berbasis teh, teh susu, soda, crème, smoothies dan protein shake dengan varian rasa dan topping.

Baginya kunci kesuksesan ada tiga yakni ide, percaya, dan semangat. Meskipun demikian, dirinya sadar bahwa keberhasilannya juga berkat dukungan orangtua yang juga melihat peluang bisnisnya. Selain itu, ide yang berawal dari orang terdekat juga patut untuk diperhitungkan.

<!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <!--[endif]--><!--[if gte mso 10]--> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <!--[endif]-->--> Sumber : Swa/Teropongbisnis.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami