Moralitas Anak Berkembang dari Waktu ke Waktu-3
Sumber: kebun-cerita.blogspot.com

Pelayanan Anak / 8 September 2014

Kalangan Sendiri

Moralitas Anak Berkembang dari Waktu ke Waktu-3

Hevi Teri Official Writer
1463

eunike

Ada beberapa hal yang dapat kita amati dari pengertian anak akan baik dan buruk. Berdasarkan pengertian ini kita dapat mengetahui tingkat perkembangan moral anak. Dengan demikian kita dapat memberikan pengajaran yang tidak membingungkan mereka.

Sedikitnya ada 4 aspek perkembangan moral yang dapat kita lihat pada anak kita:

1. Perkembangan dari pemahaman mengenai ‘kuantitas’ menuju ke ‘kualitas’
Ketika anak mulai mengenal larangan orangtua, ia cenderung menilai dosa atau kesalahan berdasarkan besar-kecilnya akibat perbuatan yang ditimbulkannya. Misalnya, anak menganggap bahwa menjatuhkan beberapa gelas secara tidak sengaja lebih besar dosanya daripada menjatuhkan satu gelas secara sengaja. Pada tahap awal perkembangan moral, anak tidak memperhitungkan unsur motivasi. Baru pada usia yang lebih besar, ia mulai memahami bahwa kualitas suatu perbuatan harus diperhitungkan dalam menilai benar-salah.
Yesus memuji janda miskin yang mempersembahkan seluruh nafkahnya, sekalipun secara jumlah, persembahan janda miskin ini lebih kecil daripada persembahan orang lain (Markus 12:23-24). Pujian Yesus menunjukkan tingkat pemahaman moralitas yang lebih tinggi yang menghargai kualitas dan motivasi.

 

2. Perkembangan dari ‘ketaatan mutlak’ menuju ‘inisiatif pribadi’
Pada mulanya seorang anak akan menaati apa yang dikatakan orangtuanya. Inilah kesempatan terbaik orangtua untuk mengajarkan apa yang harus diajarkannya, karena masa ini akan cepat berlalu. Setelah itu, anak akan lebih terikat dengan perjanjian-perjanjian. Pada tahap ini anak akan bermain dengan peraturan yang dapat diubah sesuai perjanjian sebelumnya. Karena itu, teriakan ‘curang’ sewaktu anak bermain akan terdengar keras ketika peraturan bersama ini dilanggar. Anak juga sangat peka terhadap ketidakkonsistenan orangtua bila orangtua melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang diajarkannya. Bagi mereka, orangtua pun seharusnya terikat dengan peraturan yang mereka tetapkan bagi anak-anaknya.
Bila perkembangan moral anak berjalan baik, pada usia remaja akhir anak telah memiliki prinsip moral yang menjadi miliknya pribadi dan yang mengarahkan tingkah lakunya. Anak tidak mudah lagi dipengaruhi lingkungannya. Sebaliknya, anak akan melakukan perbuatan berdasarkan prinsip moral yang dimilikinya.
Inisiatif pribadi ini nyata dalam perkataan Yesus yang meminta kita mengasihi musuh kita, juga untuk berjalan dua mil bila kita dipaksa berjalan satu mil (Matius 5:38-46). Tingkat moral ini lebih tinggi daripada ‘mata ganti mata dan gigi ganti gigi’.

 

>>>>>

by. Heman Elia, M.Psi. (Buletin Pendidikan Iman Anak)

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami