9 Pemikiran Negatif Yang Membuat Keropos Pernikahan

Marriage / 3 September 2014

Kalangan Sendiri

9 Pemikiran Negatif Yang Membuat Keropos Pernikahan

Puji Astuti Official Writer
3952

Dalam kehidupan pernikahan, ada banyak kesalahan terjadi. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa diselesaikan dengan mudah, ataupun permasalahan besar yang membutuhkan fokus ekstra untuk menyelesaikannya. Namun ada permasalahan “kecil” yang jika kita abaikan ternyata bisa membuat sebuah hubungan pernikahan menjadi keropos sehingga ketika sebuah pemicu terjadi bisa berdampak menghancurkan. Hal “kecil” itu adalah pemikiran negatif.

 

Pemikiran negatif dapat menggerogoti rasa percaya, rasa aman dan sukacita dalam sebuah hubungan. Mungkin Anda berpikir hal ini terlalu mengada-ada, namun menurut The Marriage Recovery Center, hal ini sudah terbukti dengan banyak hubungan pernikahan berakhir buruk karena tidak mengatasi dengan segera “pemikiran negatif” mereka. Pemikiran negatif yang dibiarkan dan terus bertumbuh pada akhirnya melumpuhkan seseorang untuk menjalankan perannya dalam sebuah hubungan. Berikut ini adalah 10 “pemikiran negatif” yang paling sering muncul menjadi permasalahan:

 

 

  1. “Saya tidak melakukan sesuatu yang salah. Saya tidak memiliki masalah” – tahap penyangkalan

  2. “Bukan saya yang melakukan kesalahan. Ini bukan salah saya. Ini salah kamu.” – tahap menyalahkan orang lain.

  3. “Saya tidak bisa melakukan apa-apa. Semua tidak berjalan seperti yang saya inginkan. Saya selalu disalahkan.” – merasa sebagai korban

  4. “Tentu saya melakukan kesalahan, tetapi itu bukan hal penting. Tetapi kamu sudah buat kesalahan besar.” – mengecilkan/membesar-besarkan permasalahan.

  5. “Benar, saya seharusnya tidak melakukan hal itu. Tapi saya tidak bermaksud menyakiti kamu. Jika bukan karena…. Saya tidak akan melakukannya.” – mencari alasan/pembenaran.

  6. “Saya tidak ingin pergi, dan saya tidak akan pergi. Kamu tidak bisa memaksa saya.” – Memanipulasi

  7. “Apa yang saya lakukan tidak pernah dihargai. Kamu selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan.” –pemikiran ekstrim yang bertolak belakang.

  8. Irasional/sering berasumsi negatif

  9. Berpikir superior dan tidak butuh bantuan orang lain

 

 

 

Matius 15:19 mengatakan: “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Iblis memainkan perannya dalam menipu manusia dengan menabur pemikiran-pemikiran yang salah, dan jika dibiarkan akhirnya hal itu berbuah kepada tindakan-tindakan yang salah. Jadi, jangan menganggap enteng sebuah “pemikiran negatif”. Lalu bagaimana cara mengatasi sejak dini pemikiran-pemikiran negative itu?

 

Satu, kenali diri Anda sendiri, seringkali kita berusaha membohongi diri sendiri dengan menganggap hal itu hal yang wajar. Jadi, akuilah jika Anda memiliki pemikiran-pemikiran negative itu, jujurlah terhadap diri sendiri dan kenalilah mengapa Anda bisa berpikir seperti itu. Jangan sampai Anda masuk ke tahap penyangkalan.

 

Kedua, mintalah pendapat dari orang yang Anda percayai. Benar, hal ini memang beresiko menunjukkan kerapuhan Anda, untuk itulah dibutuhkan orang yang benar-benar Anda percaya dan jujur. Ingatlah bahwa setiap orang butuh seseorang untuk saling menjaga dan menasihati.

 

Ketiga, ambillah tanggung jawab atas kerusakan yang telah terjadi akibat pemikiran negatif Anda. Hal ini biasanya menakutkan, namun ketika sudah dihadapi, semuanya akan lebih mudah. Kenali bagaimana pemikiran Anda mempengaruhi tindakan dan tingkah laku Anda.

 

Keempat, ganti pemikiran-pemikiran negatif Anda dengan pemikiran yang benar. Mengapa dengan yang pemikiran yang benar? Karena pemikiran positif saja belum tentu benar, namun Anda harus kembali kepada kompas kehidupan orang percaya yaitu Firman Tuhan, dari sinilah kita harus mengambil pemikiran-pemikiran yang benar yang harus kita percayai dan hidupi.

 

Kelima, berdoalah agar “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,”(Filipi 4:8) semua itu yang mengisi pemikiran kita dan mengubah prilaku kita sehingga bukan hanya hubungan dengan pasangan yang terbangun dengan baik, namun dengan setiap orang yang kita kenal.

 

 

Sumber : CBN.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami