Korban Siraman Air Keras, Tampilkan Keberanian Dengan Jadi Model

Nasional / 22 August 2014

Kalangan Sendiri

Korban Siraman Air Keras, Tampilkan Keberanian Dengan Jadi Model

Puji Astuti Official Writer
4303

Lima orang korban selamat dari siraman air keras bergaya di depan fotografer dengan percaya diri dan anggun. Hal ini merupakan sesuatu yang langka, karena biasanya para korban menutup diri dan bahkan tidak berani tampil di depan umum.

"Setelah mengalami penyerangan dengan air keras saya tidak pernah foto," demikian pengakuan Rupa, salah satu model yang diwawancarai CNN.

"Ketika foto dipublikasikan di media, orang-orang mulai menghubungi dan mencari tahu tentang saya, saya merasa sangat baik. Setelah pemotretan saya ingin bertemu lebih banyak orang," demikian tambahnya.

Lima orang gadis India ini mengalami penyiraman air keras dengan berbagai alasan berbeda, dan masih banyak lagi selain mereka. Contohnya adalah Rupa yang kini berusia 22 tahun, ia disiram oleh ibu tirinya karena perselisihan masalah uang saat ia masih berusia 15 tahun. Setelah penyerangan itu, hidupnya berubah total. Tiga tahun setelah penyerangan itu, ia baru bisa mengumpulkan keberanian untuk bercermin kembali.

Mimpi Rupa sejak kecil ingin menjadi seorang fashion desaigner, langkah selanjutnya yang ingin ia capai adalah membuka butiknya sendiri. Ia kini tinggal di Chhany, sebuah tempat rehabilitasi bagi korban penyiraman air keras.

Foto-foto para korban selamat penyiraman air keras ini pertama kali dipublikasikan di Facebook oleh organisasi "Stop Acid Attack", sebuah organisasi yang membangun kesadaran tentang akibatnya bagi para korban di berbagai tempat di dunia.

Di India sendiri, sejak tahun 2013 sudah dibuat hukum untuk mengendalikan peredaran air keras. Walau demikian penerapannya masih sangat buruk, sehingga para korban masih terus berjatuhan. Menurut laporan, sejak tahun 2013 saja ada lebih dari 200 orang korban mengalami serangan siraman air keras. Kemungkinan jumlah itu lebih besar karena banyak yang tidak dilaporkan. Kurangannya dukungan keluarga dan masyarakat, membuat banyak korban tidak berani melaporkan apa yang mereka alami kepada polisi.

Rahul Saharan, fotografer profesional dibalik pemotretan para korban ini berharap hasil karyanya dapat memotivasi para korban lainnya. Tujuan Rahul selanjutnya adalah membuat para korban merasa cantik dan merubah cara pandang orang-orang dalam mendefinisikan kecantikan secara umum.

Kecantikan tidak sebatas kulit yang mulus dan kesempurnaan jasmani saja, kecantikan sejati muncul dari dalam hati yang penuh kasih. Seperti para gadis korban penyiraman air keras ini, mereka menunjukkan kualitas kecantikan sejati, saat mereka berhenti menjadi "korban" dan mulai bangkit dengan penuh harapan membangun masa depan mereka.

Sumber : CNN | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami