SATUAN WAKTU & UKURAN DALAM MENGHUKUM ANAK (Satuan ukuran)
Sumber: www.cengliabis.com

Pelayanan Anak / 15 August 2014

Kalangan Sendiri

SATUAN WAKTU & UKURAN DALAM MENGHUKUM ANAK (Satuan ukuran)

Hevi Teri Official Writer
1885

 

Hukuman tidak harus dengan tongkat, perkataanpun bisa berfungsi seperti tongkat, sebagai hajaran, sebagai hukuman, bahkan dalam beberapa hal bisa lebih menyakitkan. Ada didikan yang keras, tentu ada didikan yang lunak. Didikan, hukuman atau mendisiplin anak ada ukurannya. Hukuman untuk anak perempuan bisa berbeda dengan anak laki-laki, karena ada perbedaan respons. Anak laki-laki cenderung ‘cuek’ terhadap teguran, sementara anak perempuan, yang memang lebih kuat perasaannya, sudah akan menangis dengan dimarahi.

Berikan hukuman mulai dari ukuran terendah, hingga tujuan didikan tercapai, yaitu anak menyadari kesalahannya. Didikan tidak harus dengan pukulan atau rotan atau tongkat, bisa saja itu dilakukan, jika memang anak meningalkan jalan TUHAN. Kesalahan yang berupa ‘dosa’ seperti mencuri, berzinah mengambil barang teman atau tetangga, dan lainnya. Tetapi jika anak hanya menjatuhkan gelas, ya apa perlu kita harus menghajarnya. Apalagi kalau gelas itu jatuh karena anak kaget ketika kita berteriak ;” Awas !! nanti jatuh”

Jika harus memukulnya, itupun saya hanya merekomendasikan, pukulah pantatnya, jangan bagian lain dari tubuhnya, karena bisa berbahaya. Jika pukulan mengenai saraf di tangan, di kaki, apalagi di kepala, akan terjadi kerusakan saraf, lebih cepat dari sebenarnya. Bisa muncul efek ‘parkinson’ 15 atau 20 tahun kemudian. Rusaknya saraf tidak kelihatan waktu kita memukul anak, tetapi akan muncul belakangan. Pantat adalah bagian yang aman untuk dipukul, bahkan saya memandang ini sebagai tempat yang Tuhan ciptakan untuk didikan. maka Dia sediakan bagian tubuh untuk ditongkat. Bagian lain yang masih cukup aman untuk hukuman adalah telinga, saudara bisa ‘menjewer’ atau ‘menylentiknya’.

Tiap tiap anak memiliki sifat yang berbeda-beda. Anak saya pertama mudah sekali menangis jika di tegur, anak kedua lebih cuek, saya harus berteriak lebih keras untuk menegornya, sementara anak ketiga akan segera ‘ngambek’ berdiam diri seperti patung jika dimarahi, namun juga paling segera minta maaf untuk kesalahannya. Anak perempuan biasanya lebih peka terhadap teguran. Sesuaikan bentuk hukuman dengan karakter masing-masing anak. Hukuman pukul juga tidak berarti lebih berat dari kata-kata. Kata-kata yang menyerang pribadi, menusuk hati, jauh melukai perasaan.

Berbagai bentuk hukuman/ didikan/ mendisiplin anak yang bisa diterapkan diantaranya;
1. Memarahi dengan kata-kata
2. Berteriak dengan suara keras
3. Mengacungkan tangan seolah-olah hendak memukul
4. Memukul pantat
5. Menjewer atau menylentik telinga
6. Mengurung di kamar, di gudang atau di kamar mandi
7. Menjaga rumah sementara yang lain di ajak ke Plaza
8. Tidak diberi uang saku dalam minggu itu
9. Hukuman bekerja, misal membersihkan kamarnya, dsb.

 

 

Inspirasi Mendidik Anak (Pdt. Ir. Jarot Wijanarko)

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami