PRINSIP HUKUMAN : TIM PENDIDIK SEHATI(Sehati Orangtua - Guru)
Sumber: indonesiarayanews.com

Pelayanan Anak / 13 August 2014

Kalangan Sendiri

PRINSIP HUKUMAN : TIM PENDIDIK SEHATI(Sehati Orangtua - Guru)

Hevi Teri Official Writer
1231

Sama juga di sekolah, orang tua dan guru harus sehati dihadapan anak-anak. Kalau ada perbedaan diskusikan dengan guru atau laporkan tingkah laku si guru ke Kepala Sekolah, tetapi jangan ceritakan apa yang kau lakukan kepada anakmu, jangan menjadi ‘jagoan’ dengan ‘melabrak’ gurunya, jangan jadi ‘pahlawan’ untuk urusan yang semacam ini, jadilah pahlawan bagi anak-anakmu dalam bidang lain. Jika ini yang engkau lakukan, maka anak-anakmu tidak akan menghormati gurunya, dia tidak akan belajar menghormati otoritas diatasnya, akan memberontak disekolah dan akhirnya pelajaran di sekolahnya tidak bisa masuk ke otaknya.

Saya ceritakan kisah nyata waktu saya SMA. Kami memiliki guru kimia yang tidak menarik dan menyebalkan, waktu kami kelas 1, maka rata-rata nilai kimia di sekolah 6 atau 7 saja. Kimia bukan pelajaran yang menarik. Waktu kelas 2, guru kimia diganti dengan guru baru, muda, cakep dan mengajar dengan cara yang ‘luar biasa’. Dia datang membawa kertas putih kosong dan menantang para murid siapa yang bisa membaca ‘surat’ tersebut akan diberi hadiah. Semua murid tidak ada yang bisa karena itu bukan ‘surat’ hanya sebuah ‘kertas kosong’.

Setelah murid-murid menyerah, guru mengambil ‘surat’ itu, menyemprotnya dengan cairan bening dan munculah tulisan warna merah muda: “I love You, ketemu jam 4 di toko buku” Sang guru kembali menantang siapa yang mau membuat surat cinta yang pasti lolos sensor oleh calon mertua? Ketika murid-murid begitu tertarik, maka sang guru mulai menceritakan cairan apa yang digunakan untuk menulis dan cairan apa yang digunakan untuk menyemprot, apa isi masing-masing cairan tersebut, bagaimana reaksi kimia dan warna yang menyertainya.

Setiap minggu ada saja ‘demonstrasi’ semacam tukang sulap yang diperagakan si guru kimia ini. Begitu menariknya sehingga jika 10 menit guru tidak datang, kami beramai-ramai menjemput si guru di ruang guru. Lain ceritanya ketika guru menyebalkan, jika dia tidak datang, kami menutup pintu kelas, seolah-olah di dalam ada pelajaran.

Tahun itu rata-rata nilai kimia di kelas 8-9 dan tidak sedikit yang mendapat nilai 10. Tiba-tiba kimia menjadi pelajaran yang menarik. Ketika murid hormat dan senang dengan gurunya, pelajarannya menjadi mudah diterima.

Karena itu orang tua, janganlah engkau mengucapkan kata-kata negatif tentang guru anakmu atau sekolah anakmu, sehingga anakmu tidak hormat lagi dengan guru dan sekolahnya, dan kita juga yang akan rugi sendiri. (Jika sudah terlalu parah memang lebih baik pindahkan saja ke sekolah yang lain) Jika engkau tidak bermaksud memindahkan anakmu maka jangan katakan: “Wah gurumu itu tidak mengerti ilmu mendidik anak, kampungan!” “Wah sekolahmu itu tidak bonafide!” dll

Jika anak sudah tidak hormat dengan gurunya atau tidak suka dengan sekolahnya, pelajaran menjadi sulit diterima, karena sudah tidak ‘respect’. Sama dengan saudara jika kecewa atau tidak hormat dengan seorang ‘pendeta’, maka kotbahnya tidak masuk di hati kita bukan? Bisa saja kita mendengarnya namun kita berkata dalam hati kita : “Ah teori”

Kita mungkin saja tidak bisa menjadi
orang tua yang pandai ....
tetapi kita bisa menjadi
orang tua yang bijak !

 

Inspirasi Mendidik Anak (Pdt. Ir. Jarot Wijanarko)

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami