Kebutuhan Dan Perkembangan Anak (Konsep Diri)
Sumber: google

Pelayanan Anak / 4 August 2014

Kalangan Sendiri

Kebutuhan Dan Perkembangan Anak (Konsep Diri)

Hevi Teri Official Writer
1348

Salah satu hal penting yang dapat kita kerjakan dalam pendidikan anak adalah mengembangkan dalam diri mereka kondisi emosi yang sehat dan konsep diri yang tepat, khususnya menurut Alkitab. Tanpa konsep diri yang benar, dan merasa diri berharga, anak akan hidup dalam kebingungan, tidak mampu untuk mencapai potensi yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

      Konsep diri adalah seperangkat gagasan mengenai diri seseorang yang bersifat deskriptif, bukan suatu penilaian.

      Selama masa kanak-kanak, anak mengembangkan pemahaman mengenai siapakah mereka dan dimana tempat mereka di dalam masyarakat. Pemahaman diri yang belum sempurna ini terus berkembang dan relatif stabil saat anak mencapai akhir sekolah dasar.
Konsep diri ini biasanya dapat diukur dengan jalan meminta anak untuk melihat diri mereka sendiri dan menceritakan bagaimana dia berbeda dengan orang lain. Dengan demikian konsep diri ini akan sangat mewarnai pertumbuhan pribadi anak, termasuk kerohaniannya, dan dalam proses sosialisasinya. Konsep diri ini akan memainkan bagian yang kritis dalam hubungan anak dengan sesamanya.

      Bagaimana konsep diri ini terbentuk? Sebagian besar pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya. Lingkungan pertama yang terdekat bagi anak adalah orang tua.

      Didalam proses perkembangannya, seorang anak membutuhkan teladan yang jelas dari orang tuanya. Standard yang jelas dan yang dilakukan oleh orang tua, yang akan membekali anak bahwa apa yang dilakukan adalah benar .

      Untuk menemukan konsep dirinya anak membutuhkan figur seorang pemimpin. Figur pemimpin yang dimulai dari rumah akan sangat membantu anak untuk berkembang dengan sehat. Mayoritas ditemukan bahwa anak dan orang dewasa yang neurotik, bertumbuh di dalam rumah yang tidak ada figur ayah sebagai pemimpin, dan memiliki ibu yang dominan. Figur kepemimpinan ini juga dapat diperoleh diluar rumah, baik dari guru sekolah, guru sekolah minggu, teman, atau tokoh-tokoh imajinatif yang terdapat dalam buku dan media elektronik. Jika figur orang tua tidak kuat, maka figur di luar rumah lebih besar pengaruhnya terhadap anak.

      Konsep diri anak juga dipengaruhi oleh penggolongan jenis kelamin dan identitas. Sejak masa kanak-kanak awal, seorang anak telah dipengaruhi oleh pengertian penggolongan jenis kelamin, harapan sosial dan pemakaian perilaku yang berbeda antara pria dan wanita. Dengan demikian anak sejak awal mulai mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan nilai-nilai, harapan dan pola perilaku yang diterima dari lingkungan, khususnya orang tua.

      Karena konsep diri ini berhubungan erat dengan nilai-nilai, harapan, dan pola perilaku yang diterima, maka nilai sistem, harapan dan pola perilaku yang paling awal berpengaruh adalah dari orang tua. Nilai sistem yang akan diserap anak adalah yang terjadi dalam pengalaman dan percakapan sehari-hari di dalam keluarga. Meier, dalam hal ini sangat menyoroti perubahan nilai sistem yang disodorkan oleh orang tua pada masa kini. Dikatakan bahwa diantara orang tua Kristen-pun, nilai sistem yang ditekankan lebih kepada materialisme, atletik atau olah raga, kepandaian intelektual, humanisme, penampilan (good looks), daripada kharakter yang saleh (Godly character). Dengan demikian pujian-pujian yang diberikan oleh orang tua dalam membangun konsep diri anak yang bertumpu pada kemampuan intelektual dan bersifat fisik, daripada kharakter dan kebisaan yang baik dari anak, akan menghasilkan konsep diri yang lebih bernilai duniawi.

 


Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami