PERANAN DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP SEKOLAH MINGGU
Sumber: google

Pelayanan Anak / 11 July 2014

Kalangan Sendiri

PERANAN DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP SEKOLAH MINGGU

Hevi Teri Official Writer
3476

Ulangan 6 : 4 - 7

“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”.


Saya pernah mendengar tentang orang tua murid yang kesal terhadap guru Sekolah Minggu. Alasannya, karena kebaktian Sekolah Minggu belum bubaran dan anaknya telat keluar. Orang tua murid tersebut kesal, karena punya acara setelah kebaktian. Sikap orang tua murid yang kesal karena kebaktian Sekolah Minggu terlambat bubar, sebagai gambaran bahwa orang tua murid tersebut, tidak rela atau tidak sepenuh hati bahwa anaknya beribadah kepada Tuhan (memuji dan mendengar Firman-Nya, melakukan kreativitas).

Kasus lain lagi, ada orang tua membiarkan anaknya tidur sampai larut malam. Anak-anak tidak dibangunkan pada pagi harinya untuk pergi ke kebaktian Sekolah Minggu. Alasannya, anaknya masih ngantuk dan perlu istirahat. Sementara itu, anak-anak dibiarkan nonton film-film seperti: Casper, Si Unyil, Scoby Do dan bermain komputer sepanjang hari Minggu. Masih banyak kasus lainnya.

Memang, ada orang tua murid tidak menyadari betapa pentingnya Sekolah Minggu untuk anak-anaknya. Mereka hanya membawa anak-anaknya ke Sekolah Minggu sebagai kewajibannya. Ada juga orang tua yang mempunyai motivasi bahwa Gereja (Sekolah Minggu) atau Sekolah umum wajib mendidik anak-anaknya, sehingga para orang tua murid “masa bodo”, “cuek”, tak peduli tentang tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak. Ada para orang tua murid berpikir: “Saya kan sudah bayar uang sekolah!”; “Saya kan sudah kasih persembahan kepada gereja!”. Banyak orang tua terlalu sibuk dengan upaya mencari uang dengan alasan untuk masa depan. Orang tua hanya membekali anak-anak dengan bendawi-materi, tetapi bukan dengan hal-hal yang esensial, yaitu: kasih sayang, iman yang kokoh.

>>>

 

by. GKI Taman Aries


Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami