Kurung Pengemis, Ahok Anggap Dinas Sosial Tidak Manusiawi

Nasional / 19 June 2014

Kalangan Sendiri

Kurung Pengemis, Ahok Anggap Dinas Sosial Tidak Manusiawi

Puji Astuti Official Writer
3836

Kunjungi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Cipinang, Jakarta Timur, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa miris melihat pengemis dan gelandangan yang  dikurung dibalik terali besi. Hal ini menurutnya merupakan perlakuan yang tidak manusiawi.

"Orang-orang ini tidak pernah bisa ketemu pejabat. Di panti sosial ini saatnya mereka ketemu pejabat. Tapi bukan dikurung. Anak-anak tidak boleh dikurung. Ibu-ibu bawa anak juga semua tidak boleh. Kalau punya KTP DKI tidak boleh dikurung. Begitu tidak ada, bawa ketemu lurah buat ganti KTP," demikian ujar Ahok yang mengunjungi panti tersebut seusai acara Hari Lanjut Usia Nasional, Rabu (18/6) lalu.

"Jadi kita tidak mau siapa pun diperlakukan seperti itu. Ini menurut cara dinas sosial saya tidak manusiawi. Kita tidak mau kurung orang. Kenapa anak-anak yang cuma ngemis karena butuh uang dikurung. Ini cara berpikir salah. Tolong ini diubah polanya," sebagaimana dikutip Kompas.com.

Ahok bahkan membandingkan perlakuan para petugas dengan peraih Nobel Kemanusiaan Mother Theresa,  "Jangan sampai mereka bau. Kasih sampo. Mother Theresa aja mandiin pengemis. Ya minimal mereka mati terhormat," ujarnya. Untuk itu ia meminta agar para petugas memperhatikan menu makanan dan kebersihan para penghuni panti yang merupakan pengemis dan gelandangan yang  terjaring razia.

Dalam UUD 45 Pasal 34 ayat 1 menyatakan bahwa "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara", tentunya hal ini sejalan dengan harapan Ahok, dimana mereka yang menjadi penghuni panti dirawat dengan baik dan tetap dihormati hak-haknya sebagai warga negara dan sebagai manusia yang bermartabat. 

Sumber : Kompas.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami