Indonesia Raih Rapor Merah PBB yang Keempat
Sumber: Antaranews.com

Nasional / 14 June 2014

Kalangan Sendiri

Indonesia Raih Rapor Merah PBB yang Keempat

Theresia Karo Karo Official Writer
3314

Diskriminasi kelompok minoritas masih berlangsung subur di Indonesia. Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG) Rafendi Djamin menyampaikan bahwa pembiaran yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi penyebab kali keempatnya Indonesia peroleh rapor merah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Negara terlihat acuh akan insiden yang membatasi kebebasan dalam berkumpul dan melaksanakan ibadah bagi masyarakat minoritas. Hal ini berlaku bukan hanya pada kelompok agama Kristen tetapi bagi kelompok minoritas lainnya.

Maina Kiai, Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Dan Berorganisasi menyampaikan keprihatinannya dan mengeluarkan laporan tematik mengenai situasi di seluruh dunia yang dibacakan di Sidang Dewan HAM (Hak Asasi Manusia) pada 10-27 Juni 2014. “Di Indonesia, sebagai contoh, kelompok minoritas agama, seperti Ahmadiyah, Bahai, Kristen dan Syiah, menghadapi serangan fisik dari kelompok militan agama mayoritas, yang sedikit sekali mendapatkan perhatian pemerintah”, ungkap Maina.

Bertolak dari laporan ini, Refendi mengatakan, “kebebasan beragama ini menjadi isu penting, dunia internasional saja begitu concern dengan isu ini, sampai sudah keempat kalinya memberikan rapor merah kepada pemerintahan Indonesia, kali ini khusus laporan untuk kebebasan beragama,” kata Rafendi, dalam konferensi pers Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Kantor HRWG,  Menteng, Jakarta Pusat.

Refendi menyatakan bahwa dunia Internasional ingin menjadikan Indonesia sebagai contoh atas keberagaman dan kemajemukan masyarakat yang tersebar di seluruh pulau. Tetapi kenyataan berbeda jauh dengan harapan, penegakan hukum belum memadai bagi kaum minoritas. Rapor merah ini sebagai cerminan akurat akan situasi nasional. Pemerintah yang sekarang dianggap gagal total oleh PBB, bahkan Indonesia sedang berada dalam keadaan darurat nasional dalam kebebasan beragama yang mengancam demokrasi.

 

Baca Juga:

FIFA Pastikan "Ole-Ola" dengan Formasi Lengkap

Piala Dunia, Surat Izin Sakit Palsu Marak di China

Angelina Jolie Buka Konferensi Kekerasan Seksual Terbesar

Darlan Pangaribuan: Niat Membunuh Pendeta, Preman Bertobat

Sumber : Tempo/Ucanews.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami