Jangan Biarkan Hati Anak Saudara Bertumbuh Tanpa Bimbingan !
Sumber: google

Pelayanan Anak / 2 June 2014

Kalangan Sendiri

Jangan Biarkan Hati Anak Saudara Bertumbuh Tanpa Bimbingan !

Hevi Teri Official Writer
1358

Mulai Sejak Dini

Tukang tembikar senang mengolah tanah liat yang cukup lentuk untuk dibentuk tetapi cukup kuat untuk mempertahankan bentuk jadinya. Sesudah memurnikan tanah liat, mereka menggunakannya dalam waktu enam bulan. Demikian pula, waktu terbaik bagi orang tua untuk mulai membentuk hati anak mereka adalah sewaktu hatinya dalam keadaan paling siap menerima dan paling mudah dibentuk.

Para spesialis anak mengatakan bahwa di usia delapan bulan, anak telah belajar mengenali bunyi bahasa ibunya, membentuk ikatan erat dengan orang tuanya, mengembangkan keterampilan persepsinya, dan mulai menjelajahi dunia di sekitarnya. Waktu ideal untuk mulai membentuk hatinya adalah saat ia masih kecil. Betapa besar manfaat yang akan diperoleh anak Saudara apabila seperti Timotius, ia ’telah mengenal tulisan-tulisan kudus sejak masa bayi’!—2 Timotius 3:15.*

Bayi secara alami meniru orang tua mereka. Selain menirukan suara, ekspresi, dan isyarat, mereka belajar tentang kasih, kebaikan hati, dan keibaan hati sewaktu melihat orang tua mereka mempertunjukkan sifat-sifat ini. Apabila kita ingin melatih anak kita menurut hukum Yehuwa, perintah-perintah Allah pertama-tama harus ada di dalam hati kita. Penghargaan dari hati demikian akan menggerakkan orang tua untuk berbicara kepada anak-anak mereka secara teratur tentang Yehuwa dan tentang Firman-Nya. ”Engkau harus . . . membicarakannya,” desak Alkitab, ”apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan dan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6, 7) Francisco dan Rosa menjelaskan cara mereka melakukan hal ini bersama dua anak mereka yang masih kecil.*

”Terlepas dari obrolan sehari-hari, kami berupaya berbicara dengan anak-anak kami secara individu minimal 15 menit setiap hari. Sewaktu kami melihat adanya problem, kami menggunakan lebih banyak waktu—dan ternyata kami memang menghadapi problem-problem. Misalnya, baru-baru ini, putra kami yang berusia lima tahun pulang dari sekolah dan mengatakan bahwa ia tidak percaya kepada Yehuwa. Rupanya, salah seorang teman sekelasnya telah mengolok-olok dia dan mengatakan bahwa Allah itu tidak ada.”

Para orang tua ini sadar bahwa anak-anak perlu memperkembangkan iman kepada Pencipta mereka. Imanhttp://www.jawaban.com/assets/uploads/hevi_teri/images/main/140324131555.jpg demikian dapat dibangun di atas ketertarikan alami mereka kepada  ciptaan Allah. Alangkah senangnya anak-anak menyentuh seekor  binatang, memetik bunga liar, atau bermain pasir di pantai! Orang tua  dapat membantu mereka menghubungkan antara ciptaan dan sang  Pencipta. (Mazmur 100:3; 104:24, 25) Perasaan takjub dan respek yang  mereka perkembangkan terhadap ciptaan Yehuwa dapat bertahan  sepanjang kehidupan mereka. (Mazmur 111:2, 10) Bersama penghargaan  seperti itu, sang anak dapat memperkembangkan hasrat untuk  menyenangkan Allah dan rasa takut untuk tidak menyenangkan Dia. Ini  akan memotivasinya untuk ”menjauhi kejahatan”.—Amsal 16:6.

Walaupun kebanyakan anak kecil memiliki rasa ingin tahu dan cepat belajar, ketaatan bisa jadi tidak datang dengan mudah. (Mazmur 51:5) Kadang-kadang, mereka mungkin berkeras untuk menjalankan cara mereka sendiri atau berkeras untuk memperoleh apa pun yang mereka inginkan. Orang tua membutuhkan keteguhan, kesabaran, dan disiplin untuk mencegah sikap-sikap ini menjadi berurat berakar. (Efesus 6:4) Hal inilah yang dialami oleh Phyllis dan Paul, yang telah dengan sukses membesarkan lima orang anak.

Phyllis mengenang, ”Meskipun kepribadian tiap-tiap anak berbeda, setiap anak ingin menjalankan cara mereka sendiri. Memang sulit, tetapi mereka akhirnya belajar arti kata ’tidak’. ” Paul, suaminya, berkomentar, ”Sering kali, kami memberi mereka alasan untuk keputusan-keputusan kami jika mereka sudah cukup besar untuk mengerti. Sekalipun kami selalu mencoba berbaik hati, kami mengajari mereka untuk merespek wewenang kami yang diberikan Allah.”

Sementara tahun-tahun pembentukan seorang anak mungkin mendatangkan problem-problem bagi sang anak, kebanyakan orang tua mendapati bahwa tantangan terbesar muncul selama usia remaja sewaktu hati yang belum matang menghadapi banyak ujian baru.

>>>>

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami