Visi Misi Jokowi - JK Jika Jadi RI 1 dan RI 2

Nasional / 27 May 2014

Kalangan Sendiri

Visi Misi Jokowi - JK Jika Jadi RI 1 dan RI 2

Lois Official Writer
3387

Sebelum memilih seorang calon presiden ataupun calon wakil presiden dengan tepat, ada baiknya Anda memperhatikan visi dan misi apa yang akan mereka capai saat sudah menduduki jabatan tertinggi RI 1 dan RI 2 tersebut. Kedua capres dan cawapres telah menyerahkan visi misi tersebut ke dalam pendaftaran KPU. Berikut ini adalah visi misi Joko Widodo – Jusuf Kalla dan beberapa komentar terkait visi misi tersebut :

Penjelasan

Visi misi Jokowi-JK dipaparkan dalam 12 agenda strategis bidang politik, 16 agenda strategis bidang ekonomi, serta 3 agenda strategis bidang kepribadian dan budaya. Dari 31 agenda strategis itu diperas menjadi 9 agenda prioritas, Nawa Cita. Berkas yang setebal 12 halaman tersebut disetelah dipadatkan dari sebelumnya 42 halaman dengan judul “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.”

Visi dan misi Jokowi-JK
Untuk lima tahun kedepan, pemerintahan kami akan dipandu oleh visi sebagai berikut:

Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Gotong royong merupakan intisari dari ideologi Pancasila 1 Juni 1945. Kami berkeyakinan bahwa tanggung jawab untuk membangun bangsa ke depan harus dilakukan dengan cara musyawarah dalam memutuskan dan gotong royong dalam kerja. Kekuatan rakyat adalah Gotong Royong, di mana rakyat secara bahu-membahu menyelesaikan berbagai hambatan dan tantangannya ke depan.

Kami menyadari untuk mewujudkan ideologi itu bukan kerja orang perorang ataupun kelompok. Ideologi memerlukan alat kolektif yang namanya gotong royong. Dengan kolektivitas itulah ideologi akan memiliki raga, keberlanjutan dan sekaligus kekuatan maha dashyat. Sedangkan kata-kata 'berdaulat, mandiri dan berkepribadian' adalah amanat Pancasila 1 Juni 1945 dan TRISAKTI.

Berdaulat adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi diri bangsanya. Oleh karena itu, pembangunan, sebagai usaha untuk mewujudkan kedaulatan sebagai negara merdeka, merupakan upaya membangun kemandirian. Namun, kemandirian yang dimaksudkan bukanlah kemandirian dalam keterisolasian, tetapi didasarkan pada kesadaran akan adanya kondisi saling ketergantungan dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun antar-bangsa. Kemandirian yang demikian adalah paham yang proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Bangsa yang berdaulat dan mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak diperlukan perkuatan kemampuan nasional di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian.

Bangsa yang berdaulat dan mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun dengan memperkuat kemampuan nasional di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Namun demikian, kemandirian yang dimaksudkan bukanlah kemandirian dalam keterisolasian. Kemandirian mengenal adanya kondisi saling ketergantungan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun bangsa. Terlebih lagi dalam era globalisasi dan perdagangan bebas ketergantungan antar bangsa semakin kuat. Kemandirian yang demikian adalah paham yang proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhinya.

Kemandirian suatu bangsa tercermin, antara lain, pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya; kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya; kemampuan untuk memenuhi pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri yang makin kokoh dan berkurangnya ketergantungan kepada sumber luar negeri; dan kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok, yang disertai dengan keunggulan dalam inovasi, kreativitas, intergritas, dan etos kerja sumber daya manusia. Kemajuan suatu bangsa harus ditandai dengan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan memiliki tingkat pendidikan, produktivitas dan harapan hidup yang tinggi. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, meningkatkan pendapatan dan pembagiannya, menyediakan infrastruktur yang baik, serta memiliki sistem dan kelembagaan politik, termasuk hukum, yang berjalan dengan baik. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu memberi keadilan bagi seluruh rakyatnya, menjamin hak-hak, keamanan, dan ketenteraman warganya tanpa ada diskriminasi dalam bentuk apapun.

Kepribadian dalam kebudayaan harus dicerminkan dalam setiap aspek kehidupan, baik hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan. Kemandirian dan kemajuan suatu bangsa tidak boleh hanya diukur dari perkembangan ekonomi semata. Kemandirian dan kemajuan juga tercermin dalam kelembagaan, pranata-pranata, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan politik dan sosial. Secara lebih mendasar lagi, kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap seseorang atau sebuah bangsa mengenai jati dirinya, masyarakatnya, serta semangatnya dalam menghadapi berbagai tantangan. Karena menyangkut sikap, kemandirian pada dasarnya adalah masalah budaya dalam arti seluas-luasnya.

Upaya untuk mewujudkan Visi Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong itu akan ditempuh melalui misi sebagai berikut:
1.Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2.Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum.
3.Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4.Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5.Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
6.Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
7.Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

 

Agenda Nawa Cita tersebut adalah :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daaerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Pernyataan Terkait Visi-Misi Tersebut

Dave McRae, Peneliti Senior di Asia Institute, Universitas Melbourne

“Selama ini Joko Widodo belum memegang jabatan di tingkat nasional. Jadi kami masih menunggu siapa menteri luar negerinya dan apa prioritas-prioritasnya jika terpilih. Namun, paling tidak jika dia berkunjung ke luar negeri tidak menimbulkan masalah.”

Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro

Siti menilai kedua pasangan mengusung gagasan yang mirip. ”Jokowi-Kalla menjabarkan ide Trisakti Bung Karno dengan tekanan pentingnya menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan nasionalisme,” katanya. Menurut Siti, visi misi dan program harusnya dituangkan dalam bentuk yang lebih terukur.

Pengamat Politik Teguh Yuwono dari Universitas Diponegoro

Soal janji Jokowi yang akan mewujudkan kedaulatan pangan dan memperkuat produk lokal dengan meniadakan impor, Tegu mengatakan “Kalau nanti tidak ada impor apakah negara ini sudah dapat memenuhi sendiri? Kalau stok minim, harga melambung, dan muncul gejolak, seperti apa (mengatasinya)?”

Indonesia Corruption Watch (ICW)

"Berkaitan dengan penegakan hukum dan kualitas layanan publik, secara umum teman-teman sudah menyebutkan visi misi Jokowi-JK lebih komprehensif daripada Prabowo-Hatta," kata Koordinator Badan Pekerja ICW Ade Irawan, di Jakarta, Senin (26/5/2014). Menurutnya, kedua pasangan punya visi misi yang hampir sama menyangkut pencegahan dan penindakan korupsi.

 

Baca juga :

Tips Pintar Cari Modal Awal Untuk Usaha

Berbagai Tantangan yang Bikin Hubungan Tambah Lengket

5 Kebutuhan Manusia yang Harus Dipenuhi

Saya Mengerti Bagaimana Caranya

3 Printer dengan Mobilitas Tinggi

Sumber : berbagai sumber by lois ho/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami