Pria Ini Lestarikan Sasando yang Nyaris Punah di NTT
Sumber: jawaban.com

Career / 25 May 2014

Kalangan Sendiri

Pria Ini Lestarikan Sasando yang Nyaris Punah di NTT

Lois Official Writer
4114

Alat musik sasando konon pertama kali diperkenalkan pada abad ke-7 dan hingga saat ini alat musik ini masih ada dan dilestarikan, meski jumlahnya terbatas. Salah satu orang yang melestarikannya yaitu Jack Bullan yang tinggal di Pulau Rote. Selain bisa memainkan alat musik ini, Jack juga seorang pembuatnya.

“Sekarang ada beberapa orang di NTT sendiri yang memiliki kemampuan itu, mereka mencoba membuka sebuah kursus dan saya lihat di situ sudah mulai ada perkembangan. Tapi sayang sekali di Pulau Rote yang aslinya, alat musik ini tidak ada sama sekali.” Ujar Jack bertutur.

Di Jakarta, Jack pun mencoba bekerja sama dengan Jaya Suprana Music School untuk melestarikan alat ini. Ada beberapa orang yang bisa memainkannya namun karena mereka seorang pelajar dan kemudian melanjutkan kuliah keluar negeri, maka keahlian itupun tak terpakai.

Jack juga memperkenalkan alat musik sasando ini keluar negeri, namun dia belum tetap puas. Dia ingin terus berusaha dan berusaha sampai alat musik ini dapat dikenal dunia dan memberikan yang terbaik saat memainkannya. Bahkan jika di telinga orang lain suara sasandonya begitu indah, namun menurutnya belum. Itu sebabnya dia ingin selalu menampilkan yang terbaik.

“Tuhan sudah kasih, tapi kita harus bekerja keras untuk mewujudkan itu. Saya memang dulu main alat musik ini tidak pernah mimpi bisa keliling dunia. Bisa ketemu dengan presiden-presiden bahkan raja-raja. Saya juga sering main di istana dan acara-acara kenegaraan. Saya ga pernah mimpi suatu hari bisa masuk ke situ dan pegang (jabat) tangan dengan mereka. Tapi Tuhan kasih kita talenta, bagaimana kita kerja keras untuk sampai ke sana.”

“Jadi jangan kagum dengan hari itu, tapi prosesnya, bagaimana kita belajar. Karena jika yang kita lihat hari ini, maka saya bilang bahwa itu kabur. Saya pernah makan nasi basi, makan mie basi. Saya pernah kost di yang banyak kecoa, banyak tikus, banyak nyamuk. Saya pikir saya jadi gelandangan di Jakarta waktu itu. Tapi hari ini, kalau kita di dalam Tuhan, tidak ada begitu.”

“Satu yang mau saya bilang kalau saya tidak ada apa-apa, mungkin masih banyak orang yang lebih bagus dari saya. Tapi satu yang saya pegang dalam hidup saya adalah jaga hati supaya jangan jadi sombong, angkuh, karena itu yang dibenci Tuhan.”

Jack juga menyatakan bahwa dia tidak berpatokan pada pendidikannya yang kecil, karena dia punya Tuhan yang besar. Yang penting baginya adalah ketulusan dan kejujurannya dalam bekerja. Dia juga berusaha menjaga apapun yang Tuhan kasih di dalam  hidupnya. “Karena bukan kuat hebat saya, tapi semua karena Tuhan.”

Ketika ditanya impian apa yang belum tercapai, Jack berujar bahwa dia ingin membuat alat sasando yang melebihi standar biasanya. Jika biasanya senar ada 32 buah, maka dia ingin membuat yang 40 senar dalam satu alat sasando. Dia mencari waktu yang tepat untuk membuat sebuah masterpiece tersebut.

Melihat kebudayaan saat ini, Jack menyatakan bahwa kita harus menghargai apa yang sudah Tuhan berikan. Jangan lebih berfokus pada budaya asing. “Kita menjual apa yang kita punya tapi jangan menjual apa yang bukan kita punya. Karena kita menjual apa yang kita punya, itulah nilai tambah yang kita dapat dari situ. Kalau kita menjual punya orang, orang itu yang dapat bukan kamu.”

 

Lihat videonya di sini

 

Baca juga :

Berbagai Wisata Rohani di Indonesia dengan Budget Pas-Pasan

Berbagai Tantangan yang Buat Hubungan Makin Lengket

Cara Tetap Percaya Diri Meski Punya Kekurangan

Godzilla, Proyek Monster Raksasa yang Dirahasiakan

5 Tahun Gendong Cucu Sejauh 2KM Agar Bisa Ke Sekolah

3 Printer dengan Mobilitas Tinggi

Sumber : jawaban.com by lois ho
Halaman :
1

Ikuti Kami