Tuhan Berikan Jantung yang Baru Bagi Suamiku

Internasional / 24 May 2014

Kalangan Sendiri

Tuhan Berikan Jantung yang Baru Bagi Suamiku

Lois Official Writer
3865

Seorang pria mengalami mujizat saat Tuhan berikan dia jantung yang baru. Penuturan sang istri ini kemudian diterbitkan dalam buku The Audacity of Prayer oleh Don Nordin, pendeta di CT Church Houston, sebuah gereja dengan lebih dari 2000 orang yang beribadah di sana. Berikut ini ringkasannya :

Pada 2 Februari 2006, suamiku bangun dengan keadaan seperti flu. Beberapa minggu lagi Jon akan berulang tahun. Karena dia selalu tampak kuat dan dalam kesehatan yang baik, kami tidak berpikir apa-apa. Namun keadaan bertambah parah, dia pun pergi kepada dokter langganan kami. Dia menjadi sangat lemah dan bahkan menderita sakit parah pada perutnya. Diapun diperiksa di lab

Ternyata sel darah putih Jon begitu tinggi dan dokter menyatakan ada infeksi pada tubuhnya. Saya dipanggil dari kantor dan membawa Jon ke ruang ICU di Rumah Sakit St. Joseph, Hot Springs, Ark., Amerika. Saat tiba di rumah sakit pukul 7 malam, Jon muntah darah dan perutnya sakit luar biasa. Para staf mulai memeriksanya untuk menemukan penyebabnya.

Dokter yang memeriksanya malam itu menyatakan Jon menderita serangan jantung, maka ahli jantung pun dipanggil. Ternyata Jon tidak menderita serangan jantung tapi miokarditis, radang pada otot jantung yang biasanya disebabkan virus yang menyerang. Darah yang terpompa melalui jantung Jon hanya sekitar 10-15 persen. Untuk ukuran normal, harusnya mencapai 70 persen – dengan minimal harusnya hanya 20 persen.

“Anda harus tahu, bahwa jantung suami Anda mungkin tiba-tiba berhenti setiap saat. Dia mungkin takkan melewati malam ini,” ujar sang kardiologis. Meskipun sudah didiagnoasa sebagai miokarditis, untuk tetap membuat Jon hidup, maka Jon dioperasi agar kateter dapat masuk ke dalam dinding jantungnya.

 Setelah operasi selesai, saya melihat matanya tertutup, dia tidak bergerak sama sekali. Hati saya dicekam ketakutan karena terlihat jelas Jon akan meninggal. Dari jam 6 pagi sampai tengah malam, Jon berubah dari seseorang yang kuat dan bahagia menjadi suami yang hampir kehilangan nyawanya.

Puji Tuhan, ayah Jon tiba di rumah sakit dan kami menyatukan tangan kami dan membombardir surga dengan doa-doa kami. Para suster mencoba membuat Jon nyaman, tapi kami tidak bergerak. Kami ada di sampingnya. Kami berdoa di dalam Roh, dan kami berdoa dengan pengertian kami. Kami putus asa untuk berhubungan dengan Tuhan agar mujizat terjadi seperti yang di Alkitab.

Pagi harinya, Jon masih bersama kami tapi jantungnya begitu rusak sehingga harapannya sembuh sangat sedikit, bahkan ginjalnya pun dalam krisis – yang membuat semuanya bertambah buruk. Tiap berita buruk membuat saya berada di garis yang paling bawah, membuat saya menemukan diri saya bergantung penuh pada iman saya. Beberapa hari berikutnya merupakan masa-masa paling suram.

Jon sangat kebingungan, merobek IV dan tabungnya. Dia bahkan nyaris tak bisa berbalik, tapi dia masih bicara tentang Tuhan. Dia bingung segala sesuatu kecuali tentang Tuhan. Imannya menghadapi hal ini sangat luar biasa.

Saya kebalikannya. Saya menerima banyak hal negatif. Saya diberitahu kalau Jon tidak akan bertahan. Kalaupun bertahan, dia akan cacat seumur hidupnya. Gereja kami mulai mendengar dan mendoakan hal ini.

Jumat, 10 Februari terjadi hal menakjubkan. Sepertinya kami menekan tombol reset dan semuanya jadi berbeda. Pikiran Jon jernih dan dia membuat kami kagum dengan berjalan ke kamar mandi – sesuatu yang mustahil 12 jam sebelumnya.

Dalam seminggu, dia dalam keadaan stabil. Jantungnya bekerja dengan baik untuk mengaliri ginjalnya, dan fungsi lain dari tubuhnya mulai bekerja.

Sang kardiologis datang hari Senin dan terheran-heran dan meminta dilakukan ekokardiogram untuk melihat apa yang terjadi. “Saya harus kembali dan melihat ekokardiogram minggu lalu karena sepertinya ini bukan jantung yang sama.”

“Puji Tuhan!” ujar saya

“Well, Dialah yang melakukannya,” ujar sang dokter.

Keesokan harinya dokter menyatakan hal ini memang mujizat, namun dia ingin meneliti Jon beberapa hari. Jon diperbolehkan pulang pada hari Rabu, sehari sebelum ulang tahunnya ke-33. Beberapa minggu kemudian, Jon sudah bisa melakukan aktivitas yang dia sukai yaitu mengendarai kuda.

Bulan Mei, tiga bulan setelah siksaan itu, Jon cek kesehatan kembali kepada dokter yang sudah melakukan ekokardiogram lain. Dokter menyatakan 70 persen jantungnya dalam kondisi sempurna. Sejak saat itu, Jon tidak butuh obat lagi. Bahkan, karena hal itu, dia yang dulunya makan obat tekanan darah tinggi selama lima tahun, tapi Tuhan sembuhkan dia sempurna sehingga tekanan darahnya normal juga. Saya percaya inilah hasil dari doa.

 

Baca juga :

Berbagai Wisata Rohani di Indonesia dengan Budget Pas-Pasan

Untung Rugi Menikah Usia Muda Dari Sisi Wanita

Cara Tetap Percaya Diri Meski Punya Kekurangan

Godzilla, Proyek Monster Raksasa yang Dirahasiakan

5 Tahun Gendong Cucu Sejauh 2KM Agar Bisa Ke Sekolah

Sumber : charismanews.com by lois ho/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami