Pertemuan Gereja Roma Katolik Menyinggung Isu Sosial
Sumber: christianpost.com

Internasional / 6 May 2014

Kalangan Sendiri

Pertemuan Gereja Roma Katolik Menyinggung Isu Sosial

Theresia Karo Karo Official Writer
5336

Pada bulan Oktober mendatang, Gereja Katolik Roma merencanakan pertemuan terkait pro kontra permasalahan sosial di kalangan umat. Pertemuan ini akan membahas masalah gay, perceraian, kontrasepsi, kohabitas atau wanita dan pria yang tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan, dan hal lainnya. Pertemuan ini akan dihadiri oleh anggota majelis Vatikan dan Paus Fransiskus.

Pertemuan ini akan membahas hasil survei yang diselenggarakan oleh Univision. Hasil survey tersebut telah dirilis pada bulan Februari yang lalu. Responden merupakan umat Katolik seluruh dunia. Survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar umat Katolik tidak setuju dengan kebijakan Gereja yang menyangkut sejumlah masalah sosial. Terdapat 12.048 umat Katolik Roma yang mengikuti jajak pendapat ini.

Sebagian besar, yakni 78 persen responden mendukung penggunaan alat kontrasepsi, hal ini yang termasuk larangan dalam kebijakan Gereja Katolik Roma. Sekitar 58 persen juga tidak setuju dengan kebijakan Vatikan yang melarang umat yang bercerai atau menikah di luar Gereja Katolik Roma untuk mengikuti persekutuan. Lima puluh persen dari total responden berpendapat bahwa Imam katolik diperbolehkan untuk menikah, dan 45 persen mendukung peran perempuan sebagai Imam.

Masalah yang paling disorot berhubungan dengan defenisi pernikahan antara pria dan wanita, yang mana 66 persen menentang pernikahan sesama jenis. Masih pada survei yang sama, Paus Fransiskus dinilai telah memimpin Vatikan dengan sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan total 87 persen responden yang mendukungnya. Sejauh ini Paus Fransiskus belum memutuskan apakah dia bersedia untuk mengubah kebijakan gereja yang berhubungan dengan isu yang akan dibahas dalam pertemuan majelis tersebut.

Penulis dan ahli Vatikan John Travis, menyatakan bahwa Paus Fransiskus harus berhati-hati dalam membuat keputusan dan mempertimbangkan pendapat dari pihak yang mendukung dan yang menolak kebijakan ini. Seperti yang dirilis dari christianpost.com, Travis berkata, “Paus adalah Paus, dan saya pikir kita dapat berharap, bahkan Uskup yang konservatif sekalipun akan mendengarkan usulan yang dikatakannya”. Travis menambahkan, “pada akhirnya kebijakan tersebut dapat diubah tanpa menyebabkan umat meninggalkan gereja atau orang membanting pintu saat keluar dari sinode.”

Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat saat ini tidak selalu dapat dijadikan patokan dalam perubahan kebijakan Gereja. Tetapi diharapkan Gereja dapat fleksibel untuk mempertimbangkan pendapat umatnya dengan tetap berpatokan pada Alkitab.

 

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Kodrat, Lelaki yang Selamat Dari Kecelakaan Kereta

Pendeta Abraham Alex dan Pendeta Leonard Limato Akhirnya Berdamai

Pastor Jerman Minta Vatikan Hapus Sumpah Selibat

Masyarakat Spanyol Protes Bunda Maria Terima Penghargaan Kepolisian

Buku Rohani yang Diimpor dari Indonesia Dilarang Malaysia

Sumber : Christianpost.com by Rere
Halaman :
1

Ikuti Kami