PEMULIHAN HUBUNGAN ORANG TUA - ANAK
Sumber: google

Pelayanan Anak / 30 March 2014

Kalangan Sendiri

PEMULIHAN HUBUNGAN ORANG TUA - ANAK

Hevi Teri Official Writer
6756

 http://www.jawaban.com/assets/uploads/hevi_teri/images/main/140324143214.jpgDi akhir zaman ini Tuhan akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya, untuk mempersiapkan bagi kedatangan Tuhan Yesus. 2000 tahun yang lalu Tuhan mengutus Yohanes Pembabtis yang “dalam roh dan kuasa Elia”, mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus yang pertama kalinya (Lukas 1:17). Saat ini para gembala juga harus menjadikan sasaran pelayanan Yohanes Pembabtis ini sebagai tujuan pelayanan mereka sendiri untuk mempersiakan gereja guna menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

Seperti apakah seharusnya sikap hati orang tua terhadap anak-anaknya dan sikap hati anak-anaknya terhadap orang tuanya.

2 hal yang harus kita ketahui tentang sikap hati orang tua terhadap anak-anaknya dan sikap hati anak-anak terhadap orang tuanya.

Isi:

I. Sikap hati orang tua kepada anak-anaknya

A. Tidak menyakiti hati anak (Kolose 3:21)

Tuhan telah menitipkan anak-anak kepada orang tuanya untuk dipimpin dan dididik dengan baik, dengan kasih sayang yang besar. Ada kalanya orang tua harus memberi peringatan kepada anak-anaknya, tetapi hal itu harus dilakukan dengan bijaksana tanpa menimbulkan amarah di hati mereka.

Beberapa hal yang dapat menyakiti hati anak:

  • Melakukan tindak kekerasan terhadap anak. Alkitab mengajarkan bahwa orang tua boleh memukul anaknya (Amsal 13:24). Tetapi lakukanlah dengan terukur dan dengan kasih agar anak-anak tidak sakit hati.
  • Mempermalukan anak di muka umum.
  • Membanding-bandingkan anak dengan adik/kakak/anak yang lain.
  • Bersikap pilih kasih.
  • Sikap yang otoriter (memaksakan kehendak sendiri tanpa mendengarkan atau mempertimbangkan masukan atau pendapat anak).
  • Disiplin yang terlalu kuat.
  • Janji-janji yang tidak ditepati.
  • Tidak pernah memberikan pujian dan penghargaan kepada anak. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa pemberian hadiah (termasuk memberikan pujian dan penghargaan kepada anak) lebih berhasil guna bila dibandingkan dengan pemberian hukuman.
  • Kurang memberikan waktu dan perhatian bagi anak.

Bagaimana sikap orang tua terhadap anak yang seharusnya?

  • Menyatakan kasih sayang lewat perkataan dan tindakan.
  • Mencukupkan kebutuhan anak.
  • Memberikan pujian dan penghargaan.
  • Menjadi figur orang tua yang benar dengan menjadi teladan bagi anak-anaknya.

B. Mendidik dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4)

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan memberikan langkah-langkah yang harus diambil oleh para orang tua untuk mendidik anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan Yesus,

yaitu:

  • Melakukan penyerahan bagi anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun (1 Samuel 1:28; Lukas 2:22).
  • Mengajar anak-anak agar takut akan Tuhan dan berpaling dari kejahatan, mencintai kebenaran dan membenci dosa.
  • Mengajar anak-anak untuk mentaati orang tua melalui disiplin Alkitabiah (Ulangan 8:5; Amsal 3:11-12).
  • Menyadarkan anak-anak bahwa Allah selalu mengamati dan menilai apa yang mereka lakukan, pikirkan dan katakana (Mazmur 139:11-12).
  • Melindungi anak-anak dari berbagai pengaruh jahat, daya tarik dunia dan teman-teman yang tidak bermoral (Amsal 13:20; Amsal 28:7; 1 Yohanes 2:15-17).
  • Membawa anak-anak pada usia muda kepada iman pribadi, pertobatan dan babtisan air dalam Kristus (Matius 19:14; Amsal 22:6).
    Penelitian menunjukkan bahwa 6 tahun pertama kehidupan seorang anak adalah merupakan usia emas (golden age) dimana karakter, pola intelegensia, dan emosi dibentuk. Karena itu pergunakanlah kesempatan yang sangat singkat itu dengan sebaik-baiknya.
  • Menetapkan anak-anak dalam sebuah gereja lokal dimana Firman Allah diberitakan, prinsip-prinsip kebenaran-Nya dihormati dan Roh Kudus dinyatakan.
  • Mendorong anak-anak untuk tetap hidup terpisah dari dunia serta bersaksi dan bekerja bagi Allah.
  • Memberitahu anak-anak terang tentang pentingnya babtisan dalam Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:4-5,8; Kisah Para Rasul 2:4,39).
  • Mengajarkan anak-anak bahwa Allah mengasihi mereka dan mempunyai maksud khusus untuk kehidupan mereka.
  • Setiap hari mengajarkan anak dalam Firman Allah, dengan bersaat teduh, dalam percakapan maupun mezbah keluarga (Ulangan 5:6-9).
  • Melalui teladan dan nasehat, doronglah anak-anak untuk hidup bertekun dalam doa.
  • Mempersiapkan anak-anak untuk menderita dan mengalami penganiayaan oleh sebab kebenaran (Matius 5:10-12).
  • Mendoakan anak-anak dalam doa syafaat yang tetap dan sungguh-sungguh.
  • Memiliki kasih dan kepedulian kepada anak-anak.
Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami