Pendidikan Dimulai Dirumah
Sumber: google.com

Parenting / 21 March 2014

Kalangan Sendiri

Pendidikan Dimulai Dirumah

Puji Astuti Official Writer
4444

Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
(Amsal 1:8 TB)

Raja Salomo sebetulnya bukan hanya memberikan nasehat ini kepada anak-anak, tapi juga kepada kedua orang tua. Dengan kata lain, kedua orang tua harus bersedia menyisihkan waktu mereka untuk mengajar anak-anak mereka.

Dan yang pertama-tama yang harus diajarkan adalah moral yaitu untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan (Ulangan 6:1-9); mengasihi sesama merupakan refleksi, akibat atau perpanjangan dari sikap hati yang mengasihi Tuhan.

Bagaimana anak dapat belajar mengasihi Tuhan jika kedua orang tua tidak pernah memiliki jam doa, mezbah keluarga, merenungkan Firman Tuhan atau membicarakan tentang nilai-nilai moral berdasarkan standar Tuhan seperti yang tertulis dalam Alkitab. Bagaimana orang tua dapat mengajarkan tentang mengasihi sesama, jika keributan terus menerus mewarnai rumah tangga.

Pendidikan apakah yang anda tawarkan kepada anak-anak anda? Alkitab berkata dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu. Jika anak mencontoh prilaku anda, melakukan apa yang anda lakukan, menjadi seperti anda, kenapa anda menjadi marah? Bukankah semuanya itu hasil pendidikan anda dan anak-anak anda adalah cermin yang menrefleksikan apa yang dilihat dan dipelajari mereka dirumah. Bukankah demikian?

Kehadiran anak-anak anda merupakan pilihan anda berdua selaku orang tua. Artinya anda secara sadar mengetahui bahwa melakukan hubungan intim dapat menghasilkan keturunan, dengan perkataan lain andapun seharusnya sadar bahwa anda tidak hanya bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan hidup anak-anak anda, tapi lebih dari itu andapun bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak anda untuk berjalan dalam takut akan Tuhan, untuk mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan mereka dan juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak anda dalam mempersiapkan masa depan mereka dengan mengirim mereka kesekolah untuk belajar.
Kedua orang tua bersama-sama memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk membantu anak-anak anda menemukan identitas pribadi mereka masing-masing dan membantu mereka untuk memiliki rasa percaya diri dengan menemukan kenyataan bahwa mereka dikasihi tanpa syarat.

Jika Tom adalah anak anda yang baru merumur delapan tahun datang kepada anda selaku ayahnya dengan keluhan, "Ayah, Jack memukul perut saya tadi disekolah," dan anda memberikan reaksi seperti "Pasti kamu mulai duluan" tanpa memberikan kesempatan kepada Tom untuk menceritakan apa yang dialaminya sepenuhnya. Atau anda memberikan reaksi acuh tak acuh seperti "ya...ya" dan tanpa menoleh sedikitpun anda terus membaca koran atau majalah yang ditangan anda sementara TV pun nyala. Pada saat Tom bertanya, apakah ayah ingin mendengarkan Tom bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi hari ini disekolah, anda memberikan reaksi dingin dengan terus membaca koran atau majalah yang berada ditangan anda. Pada saat Tom bertanya apakah ayah mendengarkan saya, anda menjawab "ya, sudah barang tentu". Tapi bagaimana ayah dapat mendengarkan Tom sementara mata ayah ada pada koran atau majalah yang ayah baca tanpa melihat saya dan telinga ayah mendengar TV yang nyala. Oh, komentar anda, satu telinga untuk Tom dan satu telinga untuk TV, satu mata untuk koran atau majalah yang sedang ayah baca dan satu mata untuk Tom.

Tahukah anda, apa yang akan dilakukan Tom berikutnya?

Merasa tertolak, Tom akhirnya mencari dunianya sendiri dengan menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang disukainya, seperti menonton film kartun yang juga penuh dengan kekerasan. Tahukah anda bahwa mata itu merupakan pintu gerbang untuk masuk kedalam jiwa anda (Matius 6:22-23). Apa yangdilihat/ditonton oleh anak-anak anda akan menetap dalam jiwa mereka. TV telah mengambil alih tugas mendidik yang seharusnya berasal dari anda, sedangkan alkitab berkata "dengar dan jangan sia-siakan", maka itulah yang akan terjadi dalam kehidupan anak-anak anda, pelajaran yang mereka terima dari ayah angkat mereka, yaitu "TV" telah menetap dalam jiwa mereka. Siapakah yang ingin anda salahkan?

Pada saat anda melalaikan tanggung jawab anda untuk berkomunikasi dengan anak-anak anda pada saat mereka membutuhkan anda, karena kesibukan anda dengan koran, majalah, TV atau pekerjaan anda, maka pada saat itu pula mereka akan dididik oleh lingkungan dimana mereka berada dan mereka akan bertumbuh sesuai dengan pendidikan yang mereka terima. Lingkungan yang menerima mereka akan menjadi orang tua mereka, saudara mereka, sanak keluarga mereka, teman-teman mereka sedangkan anda selaku orang tua mereka menjadi orang asing dalam kehidupan mereka. Akan herankah anda jika mereka menolak anda pada saat rambut anda menjadi putih? Upaya anda untuk memenangkan mereka kembali menjadi sangat sulit, karena mereka merasa selama ini tertolak dan tidak mendapat tempat dalam hati anda selaku orang tua mereka. "Kami dari kumpulan orang terbuang" demikianlah yang mereka rasakan, dan orang yang menerima mereka menjadi bagian dari kehidupan mereka. Syukurlah jika mereka bertumbuh dalam lingkungan orang-orang yang takut akan Tuhan sehingga Tuhan menjadi Bapa mereka (Mazmur 27:10), tapi bagaimana kalau sebaliknya yang terjadi? Bukankah kenakalan remaja, kehamilan remaja, obat-obat terlarang yang meraja lela diantara anak-anak remaja serta bunuh diri yang semakin meningkat diantara anak-anak remaja merupakan bagian dari perasaan tertolak tersebut?

Penulis mengajak anda sekalian selaku orang tua, untuk memberikan perhatian terhadap kebutuhan anak-anak anda; menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan mereka tanpa menghakimi namun menyediakan solusi dari setiap masalah yang ada. Dengan menyediakan waktu setiap hari untukbercakap-cakap anda akan mendapat masukan lebih banyak dan anda akan mengerti keberadaan anak-anak anda jauh lebih baik, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil sebelummasalah muncul. Pada saat anda bercakap-cakap hendaklah anda mematikan ponsel anda, memadamkan radio, TV dan segala sesuatu yang dapat mengganggu perhatian anda untuk mendengarkan. Jika ini anda lakukan secara teratur, anda sedang mengirimkan sebuah pesan kepada anak-anak anda bahwa mereka lebih penting dari segala kegiatan yang lainnya (nonton bersama bukanlah termasuk kegiatan curhat). Semoga bermanfaat.

Penulis
Rev.Dr.Harry Lee, MD.,Psy.D.
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles-California
www.rccla.org

Sumber : Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami