Salah satu bakal calon presiden (capres), Rhoma Irama mengkritisi sikap pemerintah dalam menangani konflik ditengah masayarakat yang dipicu isu perbedaan agama dan alirannya.
Sang Raja Dangdut ini menilai pemerintah kerap gamang dalam mengambil tindakan. "Pemerintah sekarang itu gamang karena tidak bisa memberikan solusi terhadap konflik agama," ujarnya di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2013).
Menurutnya presiden harus dapat dengan tegas memisahkan peran pemerintah dan peran ulama dalam menindak konflik agama. Ulama, lanjutnya, berperan menilai kebenaran suatu aliran agama, sedangkan pemerintah yang bertanggung jawab mengeksekusi penilaian para ulama itu. "Jadi, presiden itu harus jelas mana domain pemerintah, mana domain ulama. Pemerintah tidak boleh intervensi agama," kata dia.
Rhoma juga mengatakan bahwa Indonesia bukanlah negara agama namun juga bukan negara sekuler. Saat ditanya apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok agama yang satu kepada kelompok yang lain, Rhoma justru mengulangi pernyataannya."Sudah saya katakan, agama itu ranah ulama. Pemerintah hanya mengeksekusi.”
Salah satu hal yang harus dipahami dalam mengkritisi adalah, apakah kritik itu disertai dengan solusi yang nyata untuk kebersamaan atau tidak. Jika kritik hanya disampaikan hanya untuk kepentingan pribadi maka sama saja dengan menambah masalah baru. Disinilah kita butuh hikmat dari Firman Tuhan ketika ingin menyampaikan kritik.
Baca Juga Artikel Lain:
Sumber : Kompas.com