Iwan Sunito, Anak Desa Jadi Pengusaha Properti di Australia
Sumber: theaustralian.com.au

Career / 22 August 2013

Kalangan Sendiri

Iwan Sunito, Anak Desa Jadi Pengusaha Properti di Australia

Budhi Marpaung Official Writer
12721

Siapa bilang anak desa di Indonesia tidak memiliki masa depan yang cerah ? Oleh karena hidup di wilayah yang banyak sawah atau ladang bukan berarti kehidupan mereka akan terus seperti itu. Iwan Sunito adalah orang yang membuktikan bahwa pandangan seperti itu salah besar.

Lahir dari keluarga sederhana, pria yang fasih berbahasa jawa timuran tersebut justru berhasil menjadi pengusaha sukses bidang properti di Sydney, Australia. Bahkan surat kabar harian The Australian menyebut perusahaan yang dibangunnya, Crown International Holding Group, sebagai salah satu pengembang perumahan terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Sidney.

Kehidupan masa kecil Iwan dihabiskannya di daerah terpencil Pangkalan Bun, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Selama kurang lebih 12 tahun ia tinggal bersama orangtua dan saudaranya di sana. Masuk SMP, ia pun pindah ke Surabaya. Hingga jelang tingkat akhir SMA ia berada di kota berjuluk Kota Pahlawan ini.

Sempat mengalami tinggal kelas karena malas belajar, Iwan pun dipindahkan orangtua ke Sidney, Australia. Prestasi akademik yang buruk dari SD sampai SMA melecut dirinya untuk bangkit dari kelam masa lalu yang ia torehkan sebelumnya.

“Pada waktu itu saya berkata pada diri saya sendiri, ’Saya bosan dibilang orang bodoh dan saya mau melihat terobosan dari keterbatasan di masa lalu saya di negara yang baru".

Perlahan tapi pasti ia membuktikan ucapan yang ia sampaikan di dalam hatinya. Pada pertengahan 1980-an, ia akhirnya masuk di sebuah perguruan tinggi ternama disana yakni Universitas New South Wales. Adapun jurusan yang diambil saat itu adalah arsitektur.

Kelar dengan urusan mata kuliah dan skripsi, Iwan memutuskan bekerja sebagai freelance penggambar desain gedung.

"Saya gambar proyek orang lain, dibayar enggak dibayar tidak masalah, karena saya memang suka dengan properti," ujarnya di sela-sela acara Konferensi Diaspora Indonesia ke-II, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9).

Setelah periode serabutan, dia sempat dua tahun bekerja di Cox Richardson Architects (CRA). Bekarya sebagai seorang karyawan ternyata membuatnya mengalami kebosanan.

"Saya sempat merasa, ini 5 tahun menggambar kok enggak ada dampaknya, tapi saya percaya satu hal, kerja keras, lalu kerja cerdas. Saya jaga pikiran saya untuk tetap besar, cita-cita besar, meski saya mulai dengan pekerjaan kecil," tutur Iwan.

Pada 1994, dia memberanikan diri membuka usaha sendiri, yaitu Crown Group. Proyek yang dia terima tidak tanggung-tanggung yakni merancang hunian mewah di Kawasan Rose Bay, Sydney, dengan kontrak 500.000 dolar Australia.

Proyek perdananya itu berakhir sukses. Dari situ ia pelan-pelan merintis usaha propertinya. Kerja keras yang bertahun-tahun lakukan sekarang menuai hasil. Di masa delapan bulan pada tahun ini saja, dari usahanya di Sidney, dia sudah mendapat keuntungan kurang lebih Rp 15 triliun.

Laba tersebut kemungkinan dapat bertambah besar mengingat sekarang ini perusahaannya sedang menggarap bidang apartemen. Dalam waktu dekat ia berencana mengantarkan Crown International Holding Group melantai di bursa Australia.

Mengenai kunci suksesnya, Iwan menyatakan ia selalu memegang prinsip bahwa sejarah hanya mengenal pemenang. Oleh sebab itu, ia selalu mendorong dirinya sendiri untuk menjadi orang nomor satu di bidang yang dia cintai yaitu properti.

"Enggak ada yang ingat orang kedua mendarat di bulan. Pemenang pasti punya spirit tidak mudah menyerah," pungkasnya.


Baca juga :

Ir Ciputra, Pengusaha yang Mampu Mengubah Sampah Menjadi Uang

Yang Muda Yang Menginspirasi

Iman  

Thread Forum JC : Bohong Dengan Teman Chatting  

Limitless, Album Planetshakers yang Mampu Naik Turunkan Adrenalin

Pengadilan Menangkan Gugatan Leonard Limato Atas Abraham Alex

GBI RE Fokus Pada Evakuasi Korban Selamat Kecelakaan Bus Giri Indah

Sumber : feway.blogspot.com, merdeka.com / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami