Kelompok Tak Dikenal Tembak Mati Seorang Pastur

Internasional / 11 February 2013

Kalangan Sendiri

Kelompok Tak Dikenal Tembak Mati Seorang Pastur

Zee Official Writer
3836

Pastur Kolombia, Luis Alfredo Suarez Salazar, dibunuh pada tanggal 2 Februari 2013, oleh dua pelaku tak dikenal pada kunjungan liburannya di sebuah kota di utara Kolombia, Ocana.

Pastur keuskupan Villavicencio ini dibunuh ketika ia sedang membantu saudara perempuannya memasukkan barang-barang ke dalam mobil van. Dua orang tak dikenal tiba-tiba menembakinya beberapa kali, kemudian melarikan diri naik sepeda motor. Seorang korban luka lain adalah sopir van tersebut, Hernan Torres Ramos, yang kini dirawat di rumah sakit lokal.

Sebagai respon dari pembunuhan tersebut, Kardinal Ruben Salazar dari Bogota angkat bicara, “Semua pembunuhan merupakan penghinaan, namun pembunuhan terhadap seseorang yang sudah mendedikasikan hidupnya kepada Kristus dan pelayanan telah menjadi perhatian khusus,” kata Kardinal tersebut.

Keluarga Pastur Suarez mengatakan bahwa sang pastur tidak pernah menerima ancaman apapun sebelumnya. Ia dikenal baik di komunitasnya sebagai seseorang yang peduli terhadap nilai kemanusiaan dan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Sebelum ia terbunuh, ia sangat bersemangat untuk kembali ke Villavicencio dan meneruskan pelayanannya.

Namun Kardinal Salazar menjelaskan bahwa kekerasan terhadap imam-imam gereja merupakan kejahatan yang sering terjadi di Kolombia.

“Banyak sekali pastur-pastur yang diancam di negeri ini, apalagi ketika ada konflik bersenjata,” kata Kardinal Salazar.

Sebuah data dari uskup-uskup Kolombia menyebutkan bahwa lebih dari 80 pastur telah dibunuh selama 30 tahun terakhir, bersamaan dengan 5 suster biara, 3 bruder, 3 murid seminari, satu uskup, dan satu uskup agung. Di saat yang sama 17 uskup dan 52 pastur telah menerima ancaman-ancaman kematian.

Pembunuhan seorang pastur merupakan sebuah simbol penyerangan terhadap pemimpin gereja yang dilakukan oleh pihak-pihak intoleran terhadap kebebasan beragama. Kasus intoleransi terhadap kebebasan beragama semakin lama semakin memburuk, membuat pihak agama-agama tertentu menjadi defensif. Apabila hal ini terus berlanjut, kemungkinan terjadinya pertikaian lebih lanjut tidak akan bisa dihindari lagi. Oleh sebab itu, marilah hendaknya kita mulai terapkan toleransi terhadap kebebasan beragama.


Baca juga artikel lainnya:

5 Film Spesial Imlek

Vatikan: Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II Bukan Perbuatan Muslim


Mengubah Kesedihan Menjadi Kekuatan

Sumber : christiantelegraph.com / Zee
Halaman :
1

Ikuti Kami