Beberapa pekan terakhir masyarakat terutama di Jakarta berbondong-bondong mendatangi Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) terdekat di wilayahnya untuk pemasangan RFID (Radio Frequency Indentification), alat untuk pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Pemasangan RFID ini merupakan pilot project pertamina yang pelaksanaannya dilakukan oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). Targetnya di wilayah DKI Jakarta saja 4,5 juta kendaraan akan terpasang RFID ini, sedangkan untuk seluruh Indonesia ditargetkan 100 juta kendaraan umum maupun kendaraan pribadi akan terpasang alat ini.
Fungsi alat RFID ini adalah untuk mengendalikan konsumsi bahan bakar minyak. Nantinya dengan alat ini maka identitas konsumen BBM bersubsidi dapat diketahui sehingga pemerintah dapat mengatur kuota Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Untuk menghindari penimbunan dan penyalahgunaan BBM bersubsidi," demikian penjelasan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, Selasa (3/12).
Untuk pemasangan RFID ini dipastikan oleh pihak Pertamina tidak dipungut biaya sama sekali atau gratis. Sebelumnya sempat tersebar isu melalui jejaring sosial dan instant mesenger adanya pungutan sebesar Rp.200 ribu untuk pemasangan alat RFID tersebut.
Untuk wilayah Jakarta ditargetkan hingga 31 Desember 2013 nanti 4,5 juta alat RFID sudah bisa terpasang. Namun Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama meminta masyarakat tidak panik menanggapi adanya isu denda bagi mobil yang belum terpasang RFID setelah tanggal tersebut. Menurut Ahok, pihak Pertamina tetap akan melakukan pemasangan alat ini hingga Juni 2014.
Baca juga artikel lainnya :
Demi Hemat BBM, Pejabat India Perintahkan Jalan Kaki ke Kantor
Hal Baik yang Terjadi Seputar Kenaikan BBM
Stefano Sanjaya: Life Story Akan Menguatkan Banyak Orang
Ini Spesifikasi Mobil Paul Walker : Porche Carrera GT
Rayakan Natal Bersama Mitra CBN
Sumber : Tempo.co | Tribunnews.com Puji Astuti