Mantan Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans meminta pemerintahan di negara itu bertanggungjawab mengatasi masalah yang ditimbulkan akibat penyadapan Australia terhadap Indonesia. Evans, yang baru saja kembali dari Indonesia, merasakan pentingnya pemulihan hubungan Indonesia dan Australia, salah satunya melalui permintaan maaf.
“Permintaan maaf akan dipandang—setidaknya bagi pihak Indonesia—sebagai sikap penyesalan atas kesalahan luar biasa dalam menilai siapa yang berisiko bagi Australia,” kata Evans, seperti dilansir dari ABC, Jumat (29/11).
Menurut Evans, setidaknya ada dua hal yang perlu dilakukan pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott. Pertama, meminta maaf, dan kedua, mengkaji ulang prioritas dan proses pengumpulan data yang dilakukan intelijen.
Evans, yang menjadi Menlu Australia pada masa 1988-1993, pernah beberapa kali mengurus kasus mata-mata. Bagi Evans, apa yang dilakukan badan intelijen Australia di Indonesia sudah sampai tahap perlu meminta maaf.
Evans yakin pandangan Indonesia dan Australia akan bisa pulih dan membaik. Tentu saja bukan hanya Evans yang mengharapkan hal demikian, tetapi juga rakyat Indonesia dan Australia.
BACA JUGA:
Pejabat Jerman Curiga Kedubes Asing Mata-matai Mereka
Xanana Gusmao Kecam Penyadapan Australia
Terima Surat Balasan PM Abbott, Presiden SBY Masih Pelajari Isi
7 Tanda Mengejutkan Bahwa Anda Stress
Hidayat Nur Wahid: Agama Dipermainkan di Nikahan Asmirandah
Boko Haram kepada Orang Kristen Nigeria: Pindah Agama atau Mati!
Kisah Nyata Danny Boy, Jadi Psycho Karena Kematian Kakak
Kesengsaraan Memiliki Tujuannya
Kisah Nyata Baringin Pardosi, Si Pengejar Mimpi
Utang Gaji Riedl Akan Dibayar Nyicil
Mujizat Kesembuhan Terjadi dalam Hidupku