Ternyata Sikap Perfeksionis Adalah Kejahatan Bagi Kemanusiaan

Psikologi / 23 November 2013

Kalangan Sendiri

Ternyata Sikap Perfeksionis Adalah Kejahatan Bagi Kemanusiaan

daniel.tanamal Official Writer
5186

Hara Estroff Marano dalam bukunya, A Nation of Wimps memaparkan sikap perfeksionis ternyata punya banyak kelemahan dibandingkan sisi positifnya. Sikap yang menuntut diri sempurna membuat seseorang menjadi budak dari kesuksesan, inilah mengapa sikap perfeksionis dipandang sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Perfeksionisme yang masuk ke dalam jiwa dan kemudian menciptakan gaya kepribadian, membuat seseorang  tidak bisa menemukan apa yang benar-benar mereka suka, juga tidak bisa menciptakan identitas mereka sendiri. Perfeksionisme juga mengurangi kesenangan dan asimilasi pengetahuan.

Karena itu, jika Anda selalu terfokus pada performa pribadi dan selalu membela diri sendiri, maka Anda tidak akan bisa fokus pada pembelajaran dari suatu tugas atau pekerjaan. Mengapa? Karena sikap perfeksionis membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk mengambil risiko, mengurangi kreativitas, dan inovasi.

Sikap menuntut diri sempurna juga merupakan sumber dari emosi negatif. Sikap ini tidak membuat seseorang mampu mencapai hal positif, tapi justru membuat seseorang terfokus hanya pada upaya menghindari hal-hal negatif.

Berusaha untuk menghindari penilaian buruk, melakukan kesalahan, justru hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada gangguan kejiwaan seperti mudah cemas dan depresi. Pakar mengatakan, perfeksionis tidak lahir dengan sendirinya tapi diciptakan terutama di masa kecil.

Psikolog, Randy O Frost, yang juga adalah professor di Smith College melakukan penelitian selama dua dekade terakhir. Ia membagi dimensi perfeksionisme dan menunjukkan adanya keterkaitan antara sikap orangtua yang terlalu menuntut dan kritis terhadap sikap perfeksionis anak.

Menurutnya, setiap pribadi justru membutuhkan keunggulan daripada menuntut diri sempurna. Keunggulan, menekankan pada menikmati apa yang Anda kerjakan, dan merasa nyaman dengan apa yang Anda pelajari atau pengalaman yang Anda dapatkan, serta mendorong pengembangan kepercayaan diri.

Sementara kesempurnaan, lebih menekankan pada perasaan negatif terhadap sesuatu dan sikap selalu mencari kesalahan meski usaha yang dilakukan telah maksimal. Mengapa keunggulan lebih penting? Karena sikap menuntut diri sempurna hanya akan menghambat seseorang mengembangkan kemampuan sosialnya juga kemampuan mengelola emosi. Padahal, kata Frost, kedua kemampuan ini penting dimiliki sebagai bekal bertahan hidup.

Sumber : kompas health
Halaman :
1

Ikuti Kami