Hermawan Kertajaya, Konsultan Marketing yang Sempat Dikeluarkan Dari Kampus
Sumber: hariansumutpos.com

Profile / 14 November 2013

Kalangan Sendiri

Hermawan Kertajaya, Konsultan Marketing yang Sempat Dikeluarkan Dari Kampus

Budhi Marpaung Official Writer
7261

Di dunia pemasaran dalam dan luar negeri, Hermawan Kertajaya adalah salah satu tokoh yang disegani. Pemikiran-pemikiran dan ide-idenya kerap dijadikan referensi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan produk maupun jasa lebih besar lagi.

Lahir di Surabaya, 18 November 1947, kehidupan Hermawan awalnya sangatlah sederhana. Ayahnya merupakan seorang kasir di salah satu BUMN yang ada di ibukota Jawa Timur tersebut. Walau segala sesuatunya pas-pasan, tetapi ia tidak sama sekali bersedih dan meratapi nasib. Justru ia mendapat pelajara berharga dari ayahnya yang terkenal sebagai pribadi yang jujur.

Ketika mengenyam belajar di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, ia terpaksa harus dikeluarkan oleh pihak kampus karena kesulitan membayar biaya kuliah selama beberapa waktu lamanya. Sedih pasti dirasakan dalam hatinya, tetapi ia juga sadar bahwa ekonomi keluarganya pas-pasan.

Dari pengalaman tersebut dan sejumlah pengalaman yang tidak mengenakkan lainnya, dirinya pun bersemangat mencari peluang untuk meraih masa depan yang baik. Pintu kesempatan itu pun terbuka.

Berbekal kemampuan akademisnya di bidang matematika dan fisika, ia pun terjun ke dunia pendidikan sebagai guru di SMP Sasana Bhakti dan kemudian karirnya dilanjutkan ke SMA St. Louis.   

Ada yang menarik saat ia menjadi guru di SMP Sasana Bhakti. Di sekolah menengah pertama itu, pria yang berulang tahun tiap 18 November tersebut mencatatkan dirinya sebagai kepala sekolah di usia yang masih belia, 20 tahun.

"Hingga kini, saya masih yakin bahwa saya termasuk salah seorang kepala sekolah SMP termuda di Surabaya," ucapnya sebagaimana dikutip dari theprofessional.biz.

Nasib Hermawan mulai mengalami perubahan setelah ia diminta menjadi manajer distribusi oleh salah seorang bekas muridnya, Kindarto Kohar. Kindarto adalah pemilik PT Panggung, sebuah perusahaan yang memegang lisensi peredaran produk elektronik dari JVC, Teac, Maxell, dan sejumlah produk lainnya.

Demi memfokuskan diri kepada pekerjaan barunya, Hermawan melepaskan profesinya sebagai guru matematika dan fisika. Di PT Panggung, karir Hermawan terus menanjak sehingga menjadi general manager. Kendati hanya dua tahun berkiprah di PT Panggung, Hermawan berhasil meletakkan dasar distribusi yang kukuh.

Kinerja Hermawan di PT Panggung ternyata menarik perhatian Poetra Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna sebelum dijual ke PT Philip Morris sekarang. Jabatan direktur distribusi pun diberikan kepadanya. Dengan status itu, Hermawan merasa laju evolusi pemikiran dan kemampuan marketing (pemasaran)-nya bertambah drastis.

Perbincangan-perbincangan intens seputar marketing dengan Poetra Sampoerna akhirnya membuat Hermawan mendapat satu "mantra marketing" yang terus diingatnya hingga kini. Yakni, it is better to be a little bit different than to be a little bit better (lebih baik menjadi sedikit berbeda daripada menjadi sedikit lebih baik). Dari sinilah, Hermawan mengembangkan konsep tiga kredo utama. Yakni PDB (positioning, differentiation, branding).

Pada 1990, Hermawan keluar dari PT HM Sampoerna dan kemudian mendirikan MarkPlus, sebuah perusahaan konsultan marketing berikut riset dan training. Setelah itu, nama Hermawan terus melesat. Sejumlah konsep yang ditawarkannya menjadi salah satu yang ditunggu pemilik maupun para pengelola perusahaan di Indonesia.

Sejalan dengan banyaknya klien-klien yang merupakan perusahaan besar tingkat nasional, dirinya mulai dikenal di luar negeri. Ia bahkan sukses mencatatkan dirinya sebagai presiden marketing Asia Pasifik.

Pada 1997, di sebuah konferensi marketing di Moskow, Rusia, Hermawan bertemu dengan Philip Kotler, bapak marketing modern. Berawal dari perjumpaan ini akhirnya keduanya bekerja sama membuat buku. 2007 lalu, ia mendapat penghargaan prestisius yakni ia masuk dalam 50 guru yang mengubah konsep marketing di era modern.

Sampai dengan hari ini, Hermawan terus berkontribusi bagi dunia yang digelutinya selama lebih dari 30 tahun tersebut. Di tengah kemunculan para konsultan marketing serupa, pendapat-pendapatnya tetap saja yang masih ditunggu-tunggu oleh kalangan bisnis.

Sumber : berbagai sumber / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami