Partai Demokrat membalas pernyataan Pendeta HKBP Filadelfia, Palti Panjaitan yang sebelumnya menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk belajar dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam bersikap mengenai tindak intoleransi.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menampik jika SBY dianggap diam dalam mengatasi kasus-kasus intoleransi antar umat beragama di Indonesia. Nurhayati justru mempertanyakan peran para pemuka agama selama ini. "Ini bukan cuma tugas SBY. Ini tugas pemuka agama. Bagaimana dia menenangkan umatnya," ujarnya, di Jakarta, Senin (30/9).
Dirinya mencontohkan kasus kelompok Syiah di Madura yang menurutnya tak perlu berlarut-larut selama penanganan oleh pemuka agama bisa dilakukan efektif. Ia pun mengklaim toleransi antar umat beragama di Indonesia adalah yang paling indah. "Coba lihat kontes Miss World bisa berjalan dengan baik. Coba kalau MTQ di bawa ke negara lain? Apakah bisa sama sikapnya seperti kita di Indonesia.”
Nurhayati juga kecewa dengan pernyataan pemuka agama yang menyudutkan SBY. Menurutnya, pernyataan soal intoleransi di Indonesia, justru memojokkan citra negeri sendiri. "Kurang apa SBY? Di Kemenag, semua agama ada. Cek di tempat lain, apa seperti itu? Siapa yang persoalkan toleransi di Indonesia?" katanya.
Dengan umur pemerintahannya yang tinggal beberapa bulan lagi presiden SBY wajib membuktikan janjinya untuk menyelesaikan secara langsung kasus-kasus ditengah masyarakat yang sensitif seperti tindak intoleransi. Jika tidak ada tindakan yang nyata, anggapan bahwa pemerintah diam terhadap kasus intoleransi memang benar adanya.
Baca Juga Artikel Lain
Sumber : Kompas.com