Kisah Raymond, Hidup Serumah dengan Perempuan Tanpa Ikatan
Sumber: jawaban.com

Family / 6 September 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Raymond, Hidup Serumah dengan Perempuan Tanpa Ikatan

Budhi Marpaung Official Writer
53458

Nama saya Raymond Lukas, umur saya 34 tahun. Waktu itu hubungan kami sudah sampai hidup satu tempat kos seperti orang kumpul kebo. Waktu itu saya 15 tahun, pacar saya 19 tahun.

Papa saya seorang morfinis. Saya pernah melihat papa saya memukul mama saya. Beliau juga sering pukul saya ketika sedang mabuk. Waktu dipukul saya cuma merasa papa tidak sayang sama anaknya.

Saya tidak merasa nyaman di dalam rumah. Pokoknya keinginan saya adalah keluar dari tempat dimana saya tinggal saat itu. Sebuah “pekerjaan” sebagai seorang sekuriti bayangan memuluskan langkah untuk melakukan niat saya saat itu.

Di tempat kerja saya, apa yang kita inginkan (narkoba, minuman keras, wanita-wanita) dengan mudah bisa kita dapatkan.

Suatu hari, pada saat saya dan teman-teman sedang happy-happy, seorang teman mengatakan kepada saya bahwa ada seorang perempuan yang menunggu saya di luar tempat kerjaan saya. Hati sangat bangga ketika mengetahui hal itu karena perempuan yang mencari saya.

Hubungan perkenalan saya dengan perempuan tersebut pun ternyata berlanjut hingga hidup bareng (kumpul kebo). Hari-hari kami banyak dihabiskan di dalam kost-an. Saya begitu senang dengan keberadaan dirinya karena ia sangat mengasihi saya.

Namun seperti halnya hubungan kaum muda yang dipenuhi nafsu belaka, kami pun putus. Walau ada sedikit kesedihan, tetapi itu sirna setelah saya menemukan perempuan lain yang menarik saya.

Relasi putus-nyambung dan hidup bersama dengan beragam wanita terus saya jalani hingga saya mencapai usia cukup dewasa.

Bertemu wanita satu iman

Saat saya sedang tidak memiliki hubungan dengan wanita mana pun (single), seorang teman memperkenalkan saya dengan seorang wanita satu iman yang begitu sederhana. Sikapnya yang manis dan baik hati membuat saya jatuh hati.

Seperti hubungan saya dengan wanita-wanita terdahulu, saya dan ia hidup dalam satu atap rumah. Tanpa di luar dugaan kami, ternyata hubungan badan yang kami lakukan membuahkan janin di dalam tubuh pacar saya tersebut.

Walau belum siap, kami sepakat tidak menggugurkannya. Setelah kehamilan pacar saya memasuki 5 bulan, saya pun menikahinya.

Istri Ternyata Pemakai Narkoba

Hidup sebagai suami-istri begitu indah kami rasakan. Seorang anak yang hadir di tengah-tengah kami pun semakin memeriahkan rumah tangga kami waktu. Namun, kejutan datang.

Ketika saya kembali ke Manado untuk menghadiri pemakaman nenek saya, saya mendengar kabar bahwa istri saya memakai narkoba. Hati saya pun panas dan langsung menelepon istri saya.

Mungkin karena takut dengan ancaman saya via telepon, begitu saya sampai di Jakarta, saya tidak menemukan istri dan anak saya.

Kumpul Kebo Dengan Wanita Lain

Hancur hati saya melihat hal tersebut. Saya jadi galau. Saya pun kembali minum-minum di klab malam.

Di tengah kesedihan yang saya alami, saya bertemu dengan seorang wanita di tempat saya biasa minum-minum. Ia begitu suka pada saya dan entah kenapa perhatian yang ia berikan membuat saya perlahan-lahan melupakan istri saya. Singkat kisah, saya dan wanita tersebut hidup di dalam satu atap layaknya suami-istri.

Bertobat

Kekecewaan yang saya pendam terhadap istri saya membuat saya semakin hidup dalam cara saya yang lama. Sampai satu ketika, di tengah keramaian klub malam, saya melihat sesuatu yang aneh. Dalam pandangan saya, orang-orang di sekitar saya waktu itu memakai tanduk dan matanya menyeramkan.

Hati saya pun tidak tenang. Tidak ada lagi keceriaan seperti awal saya masuk ke klub malam itu. Saya pun memberitahu kepada wanita kumpul kebo saya bahwa ada yang tidak beres dengan saya dan tolong bantu perhatikan diri saya.

Sesampainya di kost-an dan terbaring di kasur, saya mendengar suara mama saya yang sedang berdoa, ‘Tuhan, selamatkan Raymond’. Saya pikir ini waktunya Tuhan. Ini waktunya saya berubah.

Saya pun mengatakan kepada pacar saya untuk menelepon pendetanya. Pertemuan itu akhirnya terjadi. Ketika Pak pendeta itu hendak menumpangkan tangan, saya merasakan ada roh yang mau masuk ke dalam diri saya. Namun, saya merasa saya tidak layak menerima-Nya.

Hingga di tengah pergolakan itu, dari mulut saya keluar darah segar. Pak pendeta itu pun mendorong saya untuk mengakui dosa-dosa yang pernah saya perbuat. Nasihat tersebut saya turuti dan saya melakukan apa yang diminta oleh pak pendeta.

Selesai menyatakannya, saya merasakan sukacita dan kerinduan yang besar untuk hidup dalam Tuhan. Sejujurnya, inilah yang saya cari selama ini. Kesepian yang begitu mendalam saya alami ternyata dapat saya temukan ketika bersama Tuhan.

Sebuah doa pun saya panjatkan kepada Tuhan. ‘Tuhan, mulai saat ini saya mau hidup dengan Tuhan tapi saya tidak tahu bagaimana memulainya dari mana’.

Hidup Pasca Pertobatan

Pasca pertobatan itu, saya akhirnya dibimbing oleh pembina rohani saya mengenai kebenaran yang sejati. Walau awalnya berat, tetapi saya memutuskan untuk tidak berada di dalam lingkungan saya yang lama.

Bukan hanya itu, saya juga akhirnya mengakhiri relasi saya dengan pacar saya. Berat rasanya, tetapi kami tahu itulah yang benar.

Kini aktivitas sehari-hari saya adalah belajar teologi di STT Kenos. Sambil menggali alkitab, saya tidak lupa untuk membagikan mengenai kasih, kebaikan, dan kuasa Tuhan Yesus kepada orang-orang yang membutuhkan.

Arti Tuhan Yesus

Bagi saya, Yesus itu dahsyat, luar biasa, kuasa-Nya begitu besar sehingga saya bisa dipulihkan, diselamatkan dan bahkan saya sudah hidup di dalam kemenangan dan sukacita, tidak lagi hidup diperhamba oleh dosa. Terima kasih Tuhan Yesus...

Pesan untuk istri dan kedua anak

Yuyun, Riven, Hanna, Ini papa. Papa ingin supaya keluarga papa yang dulu bisa hidup bersama Yuyun, bersama Riven, bersama Hana. Kalaupun papa ada kesalahan terutama untuk Yuyun, ampuni atas kesalahan saya. Papa sangat mencintai Yuyun, sangat mengasihi dan sangat merindukan kasih sayang Yuyun yang pernah kita alami berdua.

 

Sumber Kesaksian :

Raymond Lukas

Sumber : Raymond Lucas
Halaman :
1

Ikuti Kami