Pernah Diperkosa, Buat Normala Tidak Ingin Menikah
Sumber: Obat Malam

Family / 5 September 2013

Kalangan Sendiri

Pernah Diperkosa, Buat Normala Tidak Ingin Menikah

Daniel Official Writer
47635

Namaku Normala, ini pengakuanku tentang pemerkosaan yang pernah aku alami. Dulu aku adalah gadis yang periang, penuh semangat dan suka bergaul. Teman-temanku sering bilang, jika tidak ada aku maka tidak ramai.

Mamaku sering berpesan untuk menjaga diri baik-baik, karena satu kebanggaan wanita adalah "virgin" atau kegadisannya. Jadi kalau sudah tidak "virgin" lagi maka seorang wanita tidak punya lagi kebanggaan sewaktu masuk pernikahan. Itulah yang selalu ku pegang.

Namun apa yang kubanggakan itu direbut dengan paksa oleh seseorang. Saat itu aku tinggal di asrama sekolah, dan suatu malam saat hujan deras serta tertidur nyenyak seorang pria masuk ke dalam kamarku dan memperkosaku.

Sebenarnya aku tidak mau mengingat kejadian ini lagi, karena saat aku mengalaminya, aku merasa hidupku sudah tidak ada artinya. Aku merasa seperti sampah, sesuatu yang paling berharga dalam hidupku diambil secara paksa.

Aku merasa jika seorang wanita mengalami seperti yang aku alami, maka pandangan orang akan buruk. Jadi aku tidak pernah menceritakan apa yang terjadi malam itu kepada siapapun, bahkan pada orangtuaku. Aku jadi sering pergi menyendiri dan bahkan sering tidak sekolah. Aku tidak bisa lagi dekat dengan teman pria, aku selalu curiga dan menjaga jarak dengan mereka.

Aku menyimpan semua rasa marah, kecewa dan juga trauma itu hingga suatu saat aku telah duduk di bangku kuliah dan seorang pengajar menceritakan tentang "Hati Tuhan." Dia mengatakan Tuhan itu maha pengampun, dia mengasihi setiap orang, apapun latar belakangnya dan Dia tidak pernah mengungkit-ungkit masa lalunya. Bahkan Tuhan akan mengembalikan apa yang pernah hilang di dalam diri orang itu.

Pengajar itu bahkan berkata kepadaku : "Kamu adalah putrinya Tuhan, kamu adalah kesayangannya Tuhan, apa yang pernah hilang dari kamu akan Dia gantikan. Dan Dia sangat senang dengan hidup kamu. Kamu adalah wanita yang ceria dan menyenangkan. Tuhan mau hidup kamu berarti bagi banyak orang."

Saat itu aku bertanya pada Tuhan, benarkah itu harapanNya? Aku hampir tidak percaya karena pengajar itu belum mengenalku. Dia tidak tahu siapa aku dan masa laluku. Aku pikir Tuhan sangat luar biasa bisa menyampaikan kata-kata itu melalui pengajar itu. Aku mereponi pernyataan Tuhan itu, dan mengalami sebuah pemulihan. Seperti ada sesuatu yang terangkat dari diriku yang membuat aku merasa bahwa aku ada wanita yang luar biasa.

Walau telah mengalami kelepasan, aku masih memandang bahwa tidak ada pria yang benar di dunia ini, kecuali papaku. Sebenarnya aku sudah tidak mau menikah, karena aku takut memulai sebuah hubungan. Hingga seorang teman melemparkan pertanyaan, "Jika Tuhan mau kamu tidak sendiri dan menikah, bagaimana dengan kamu?" Setelah mendengar pertanyaan itu, hatiku terusik.

Kemudian aku bertemu dengan seorang pria, Wahyudi, dia adalah panutan di organisasi dan disukai oleh banyak wanita. Dari sekian banyak laki-laki, dia orangnya paling tidak neko-neko (aneh-aneh  -red). Kemudian aku bilang sama Tuhan, "Tuhan kalau memang dia orangnya, aku tidak mau pacaran tapi langsung ke pernikahan."

Setelah setahun lebih berteman, Wahyudi pun mengungkapkan keseriusannya. Kemudian aku memutuskan untuk menceritakan apa yang terjadi dimasalaluku, karena aku punya prinsip kalau nanti aku menikah, suamiku harus tahu siapa aku. Karena dalam pernikahan itu tidak ada kebohongan.

"Aku pernah mengalami pemerkosaan, dan aku tidak memaksa kamu untuk melanjutkan perasaan kamu dengan saya. Inilah diri saya."

Walau cukup shock dan kaget, namun Wahyudi tetap menerima diriku apa adanya. Di tahun 2005 kami menikah. Aku ingat apa yang pernah dikatakan pengajar itu, "apa yang pernah hilang itu akan digantikan kepadamu." Saya hilang kepercayaan, dan saat janji pernikahan itu, Mas Yudi seperti jadi hadiah yang terindah yang Tuhan berikan.

Kini aku dan suamiku melayani anak-anak dan juga wanita-wanita yang mengalami kehamilan di luar pernikahan. Kami juga dikarunia dua orang putra yang luar biasa. Aku selalu bilang pada Tuhan Yesus, "Terima kasih, sudah mau berkorban untuk saya dan mau selalu ada bersama dengan saya. Serta mau memberikan hadiah yang sangat berharga dalam hidup saya, yaitu suami saya."

Sumber kesaksian : Normala Susana

Sumber : V130827143554
Halaman :
1

Ikuti Kami