Sekum PGI : Indonesia Butuh Banyak Pemimpin Muda Spiritual

Internasional / 3 September 2013

Kalangan Sendiri

Sekum PGI : Indonesia Butuh Banyak Pemimpin Muda Spiritual

Budhi Marpaung Official Writer
4203

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (Sekum PGI) Pendeta Gomar Gultom, M.Th meyakini bahwa Indonesia membutuhkan banyak orang muda untuk melakukan perubahan dan juga bisa menjadi pemimpin spiritual di bangsa ini nantinya.

“Ketika berbicara tentang spiritualitas pemuda, kita berbicara tentang refleksi kaum muda dalam realitas sejarah, atau cara kaum muda menciptakan persaudaraan dan kerukunan antarsesama manusia, meningkatkan keadilan dan martabat manusia bagi semua, menumbuhkan karya karsa dan cipta bagi semua orang,” ujar Gomar saat memberi materi seminar berjudul Yang Muda Yang Berprestasi: Spiritualitas Pemimpin Muda untuk Tetap Maju Sebagai Pemimpin di Graha Bethel, Senin (2/9).

Lebih lanjut dikatakan Gomar, sejarah sudah membuktikan kehadiran generasi muda sungguh membawa perubahan yang signifikan dalam perubahan masyarakat dalam setiap dasawarsa.

“Bangsa ini sangat menghargai pemuda. Misalnya, para pemrakarsa Sumpah Pemuda, Angkatan 28, orang-orang muda saat itu menginspirasi bangsa ini untuk bangkit. Juga, Angkatan 66 hingga Angkatan Reformasi 1998,” kata Gomar.

“Semua gerakan generasi pemuda di setiap zamannya merupakan salah satu sarana mencurahkan aspirasi,” ungkapnya.

Menurut Gomar, keberadaan pemuda dalam suatu bangsa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yakni sebagai pejuang, pelopor, sekaligus pemikir. Namun, yang paling utama dan tidak boleh dilupakan oleh setiap pemuda adalah idealisme mereka.

“Saya kecewa karena angkatan muda dewasa ini, yang seharusnya menjadi pelopor dan kritis terhadap tantangan zaman, malah kehilangan idealisme politik. Anak-anak muda sekarang lebih terbawa dengan politik yang menghamba pada kekuasaan. Mereka mengandalkan sistem politik kekeluargaan,” ungkap Gomar.

Terkait sisi spiritualitas, imbuhnya, itu akan bisa terlihat saat pemuda mencatatkan dirinya sendiri dalam sejarah.

“Bagi saya, spiritualitas merupakan refleksi dari keterlibatan seseorang dalam sejarah. Dan, itu mengena pada seluruh aspek keseharian manusia,”

“Spiritualitas bukan monopoli bidang keagamaan, tetapi juga menyangkut bidang lain,” pungkas Gomar.

 

Baca juga : 

PGI : DPR Tidak Akomodir Rakyat

Dapatkan Tiket Masuk GRATIS Acara Launching Superbook DISINI !

Antonie, Kisah Seorang Martir Tana Toraja  

10 Cara Praktis Mencegah Kanker Serviks

Robert Gilmour LeTourneau, Pengusaha yang Cinta Tuhan

Make A Move, Lagu Rohani Dari Royal Tailor yang Sungguh Menyenangkan

Kisah Nyata Mukti Si Germo Cilik

Sumber : satuharapan.com / budhianto marpaung
Halaman :
1

Ikuti Kami