Kisah Nyata Ernesto yang Punya Roh Pembunuh
Sumber: jawaban.com

Family / 11 August 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Ernesto yang Punya Roh Pembunuh

agnes.faith Official Writer
13492

Ernesto lahir di keluarga tukang kayu. Karena ayahnya adalah seorang yang mampu ayahnya menjadi tukang kawin. Pada saat Ernesto berumur 8 tahun, ayahnya menikah lagi untuk ketiga kalinya. Pada saat itu masalah mulai muncul. Ayahnya menjadi tidak peduli lagi dengannya dan ibunya. Ibunya menjadi seperti orang gila dan membuang pakaiannya ke laut.

Akhirnya ibunya pergi dan meninggalkan mereka. Pada saat itu terjadi, maka Ernesto harus tinggal bersama ayahnya. Bukan kasih sayang yang ia rasakan tetapi kekerasan dari sang ayah. Setiap kali ia melakukan kesalahan ia langsung dipukul. Bukan hanya dengan tangan kosong, tetapi bambu pun dapat menjadi alat untuk memukul Ernesto. Ia dipukul sampai berdarah. Ia berpikir ia dipukul seperti penjahat saja. Ia terus menerus bertanya-tanya mengapa ia mendapat perlakuan seperti ini, tetapi ia tidak mendapat jawabannya.

Tidak hanya sampai disitu, kekecewaanya berlanjut saat ia mengetahui bahwa ibunya menikah lagi dan benar-benar meninggalkannya. Kekecewaanya membuat ia menjadi mempunyai roh pembunuh. Ia ingin sekali membunuh ayahnya. Suatu saat ia berkelahi dengan orang lain dan ingin menikam orang itu sampai mati, tetapi karena ada orang yang memisahkan mereka akhirnya hal itu dapat dicegah.

Suatu saat terjadi konflik di daerahnya yang mengharuskan para pemuda untuk ikut berperang. Mereka dilatih di dalam hutan untuk dapat melawan musuh. Mereka diajarkan cara berperang, menggunakan senjata, dll. Ernesto merasa dengan hal ini menjadi kesempatan yang paling pas untuk melampiaskan kemrahannya.

Sakit hati yang sudah memuncak itu membuat mata hatinya buta. Ia selalu menyiksa lawannya karena dendam. Dengan hal itu ia menjadi puas karena dapat melampiaskan dendam yang terpendam selama ini. Ia mempunyai prinsip saat itu lebih baik membunuh musuh daripada dibunuh.

Setelah 4 tahun ia mengikuti wajib militer akhirnya ia keluar dan melnjutkan studinya. Di asrama ia tidak berubah. Ia malah lebih terjerumus dalam judi dan dunia malam. Ia tidak merasa bahwa hal itu adalah salah. Ia justru merasa hebat dapat melakukan semua itu. Dosa adalah hal yang menyenangkan untuknya.

Dikala ia menikmati semua perbuatan dosanya, adik tirinya datang dan menegurnya bahwa apa yang ia lakukan selama ini adalah salah, ia menyembah allah yang mati. Pada awalnya ia marah dan bahkan ingin memukul adik tirinya. Tetapi pada malam harinya ia tidak bisa tidur memikirkan hal itu. Karena rasa penasaran yang besar, ia mengikuti saran adiknya untuk hadir dalam suatu pertemuan ibadah.

Pada saat ibadah ia mendengar kotbah yang sangat menyentuh hatnya. Kotbah itu dibawakan oleh seorang yang buta. Pesan Firman Tuhan yang ia dapat adalah tidak ada gunanya kalau memiliki seluruh dunia tetapi ujungnya binasa. Pada saat itu Roh Kudus membukakan dosanya satu persatu. Dosa perzinahan, perjudian, roh pembunuhan, dll. Ia merasa tidak ada kekuatan lagi saat itu, ia hanya dapat menangis dan menyesali semua itu. Ia minta ampun pada Tuhan akan segala hal  yang ia lakukan. Dan saat itu juga ia merasa damai dihatinya. Tuhan menjamah hatinya.

Setelah itu ia mulai membenahi dirinya untuk menjadi lebih baik lagi. Suatu peristiwa tragis terjadi, rumahnya kebakaran. Tetapi puji Tuhan pada malam sebelumnya Tuhan memberikan Ernesto tanda melalui mimpinya, jadi pada saat kejadian ia tidak ada dirumah dan ia terhindar dari kebakaran itu.

Ia mulai teringat ayahnya. Ia berkata pada Tuhan bila ia boleh kuliah ke Jakarta ia ingin ayahnya datang. Akhirya ayahnya datang malam itu juga. Ia merasa Tuhan menjawab doanya. Pada malam itu juga ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meminta maaf pada ayahnya dan membereskan semua masalah yang ada. Ia mulai minta maaf dan mengakui semua kesalahannya dan merangkul ayahnya. Tanpa diduga, ayahnya pun meminta maaf dan berkata bahwa Ernesto adalah anak yang menjadi harapannya satu-satunya. Roh Allah bekerja dan segala rasa dendam dan kebencian pun hilang. Semua telah dipulihkan.

Saat ini Ernesto telah memiliki keluarga yang bahagia. Ia dan keluarganya melayani orang-orang yang terhilang. Ia merasa dengan pengalaman masa lalunya, ia ingin orang lain dikuatkan dan diberkati.

 

Sumber Kesaksian:

Ernesto Da Costa

 

Sumber : V130801141313
Halaman :
1

Ikuti Kami