Kisah Nyata Sandra : Ketika Aku Harus Kehilangan Anak Pertamaku
Sumber: jawaban.com

Family / 9 August 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Sandra : Ketika Aku Harus Kehilangan Anak Pertamaku

Budhi Marpaung Official Writer
21392

"Pagi-pagi waktu ngerasin kok perut saya sakit sekali ya? Saya ke belakang terus muntah. Saya pikir ya diare biasa, tapi kok diarenya tambah-tambah ya. Hampir tujuh kali saya bolak balik ke belakang muntah lagi, ke belakang muntah lagi. Keadaan saya makin parah sampai jalan saja sudah lemes kelihatannya sampai dehidrasi," demikian Sandra membuka kesaksiannya.

Keadaan Sandra pun semakin parah sehingga mempengaruhi kehidupan janin yang ada di dalam rahimnya.

"Kata dokter, di dalam rahim saya ada jamur. Sampai kira-kira hari kelima, saya udah gak bisa bangun dan harus pake kursi roda, tiba-tiba keluar busa dari mulut saya hingga semua dokter di rumah sakit itu datang. Udah pake alat pompa jantung karena denyut jantung saya sempat garis lurus. Dada saya ditekan-tekan. Semua panik lalu dokter melarikan saya ke ICU. Dari situ baru ketahuan kalau ternyata ginjal saya udah gak berfungsi lagi karena terendam atau kena racun. Beberapa hari saya tidak sadar," ujar wanita berkulit kuning langsat tersebut.  

Semua keluarga Sandra sudah pasrah. Bahkan dokter pun sudah memberitahu bahwa kondisi bayi yang ada dalam kandungannya sangatlah tipis untuk hidup. Bila pun dipaksa, kondisi si jabang bayi belum tentu normal. Setelah beberapa hari agak sadar, ia mengalami kontraksi dan dokter berkata bila kondisi dirinya masih seperti ini maka bayi yang ada di dalam perut saya pasti tidak akan tertolong. Mukjizat Allah terjadi.

Walaupun dalam kondisi yang sangat lemah, Sandra pun berhasil melahirkan seorang bayi yang sangat ia nanti-nantikan. Suatu kebahagiaan yang tak terucapkan dengan kata-kata. Namun, sebuah mimpi yang menakutkan menghantui hidupnya.

"Dalam mimpi itu tidak jelas, ada suara yang mengatakan Chelsea saya mau dipanggil Bapa ke Surga. Lalu saya panggil Suster, ‘Suster saya mau lihat Chelsea.' Kebetulan dia lihat ke arah kaca, ‘Chelsea, ini mama'. Bukan sesuatu hal yang kebetulan, entah itu kontak batin atau apa, Chelsea buka matanya melihat ke arah saya. Disitu saya terharu sekali, saya bilang, ‘Chelsea, Chelsea pasti sembuh. Ayo kita pulang," kata Sandra sambil menahan tangis.   

Sandra mengalami peristiwa yang tak terduga ketika ia menanti anaknya pulang. Chelsea yang telah lama ingin dipeluknya akhirnya kembali pulang ke surga. Batinnya menangis. Rasa kecewa terhadap Tuhan pun muncul. Ia merasa bahwa semua ini tidak adil. Mengapa hanya anaknya saja yang meninggal dan ia sebagai ibunya tidak dipanggil juga atau pun kalau harus ada yang dipilih biarkan ia saja yang meninggal.  

Perkataan dari orang terdekatnya membuatnya ia kuat untuk menerima semua keadaan yang dia alami.

"Waktu itu ada beberapa teman saya terus dari orang tua juga yang memberi penghiburan. Mereka kuatin, ‘jangan kecewa sama Tuhan,Dia itu baik.' Ada kata-kata yang saya ingat bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi dia. Itu yang menjadi pegangan buat saya. Sejak kepergian Chelsea, Tuhan pulihin tidak hanya fisik saya, tetapi psikis saya. Saya sudah bisa berjalan. Saya percaya dan yakin bahwa Tuhan akan memberikan saya anak lagi meskipun sampai hari ini belum terjadi, tetapi saya punya keyakinan yang teguh bahwa Tuhan akan memberikan saya anak tepat pada waktunya," ujar Sandra menutup kesaksiannya.  

 

Sumber Kesaksian:
Sandra
Sumber : V130806170542
Halaman :
1

Ikuti Kami