Pengidap HIV/AIDS Berikan Kesaksian di Gereja

Internasional / 22 July 2013

Kalangan Sendiri

Pengidap HIV/AIDS Berikan Kesaksian di Gereja

daniel.tanamal Official Writer
6586

Hingga saat ini, stigma buruk terhadap para pengidap HIV/AIDS atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih terjadi di Indonesia. Beberapa yayasan sosial pun sering mengadakan sosialisasi ke beberapa tempat utama seperti sekolah juga gereja mengenai hal ini. Dalam sosialisasi ini juga dihadirkan beberapa ODHA untuk memberikan kesaksiannya.

Salahsatunya adalah EP (32), wanita ODHA dari Kabupaten Simalungun yang memberikan kesaksian di hadapan jemaat gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (21/7/2013). EP berharap bahwa jemaat dan masyarakat pada umumnya tidak mengasingkan atau menghindari orang dengan HIV/AIDS (ODHA) seperti dirinya. "Kami butuh dirangkul, dikasihi dan disayangi termasuk diberi penguatan," katanya.

Dirinya menuturkan, ODHA sesungguhnya merindukan kehidupan penuh dengan persaudaraan dan kekeluargaan, tidak terasing dari lingkungan kehidupan sosial masyarakat. "Kadang kita naik angkot, kalau penumpang tahu kita terjangkit virus ini, bekas tempat duduk kita dibersihkan terlebih dahulu, baik menggunakan tangan atau kain pembersih," tambahnya.

EP adalah seorang ODHA yang kini menjadi binaan Yayasan Pondok Kasih. EP awalnya ia tidak mengetahui terjangkit virus HIV/AIDS, apalagi dirinya bukan seorang pekerja seks komersial, melainkan pekerja di salah satu praktik dokter gigi di Bandung, Jawa Barat.

Dirinya diduga terjangkit dari cairan seorang pasien yang terkena HIV/AIDS saat berobat ke tempat praktik. Pesannya kepada jemaat dan warga gereja adalah untuk tidak takut terjangkit virus kalau tidak ada kontak fisik secara langsung. "Kalau tak ada sentuhan cairan dari kami ke pihak lain, tidak akan terkena virus,"

Para pengurus Yayasan Pondok Kasih itu Rentina Harianja dan Pendeta Edwin Sianipar mengatakan, kegiatan sosialisasi HIV/AIDS yang dilaksanakan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap para ODHA.  "Kita akan tetap terus peduli dan berempati terhadap para penderita ODHA, selama yang bersangkutan tetap membuka diri untuk dibina," kata Pendeta Edwin.

Setiap kita yang menjadi pengikut Kristus harus membuka diri dan mengasihi setiap sesama yang ditimpa percobaan dan pergumulan, apapun jenisnya. Terlebih kepada warga gereja, setiap anggota jemaat yang diketahui adalah ODHA wajib diperlakukan sama dengan mereka tidak ODHA.

 

Baca Juga Artikel Lain:

Dennis Rogers, Pria Lemah Yang Menjadi Terkuat Di Dunia

Remaja Penderita Autisme Direkrut Menjadi Teroris

Umat Islam dan Kristen di Mesir Buka Puasa Bareng

Tolak Pusat Tuna Wisma, Gereja Diserang

Kelompok Fundamentalis Serang Gereja, Satu Tewas

 


 


Sumber : Kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami