Menyikapi Penghasilan Istri yang Lebih Besar dari Suami

Entrepreneurship / 5 July 2013

Kalangan Sendiri

Menyikapi Penghasilan Istri yang Lebih Besar dari Suami

Yenny Kartika Official Writer
12793

Penghasilan istri lebih besar dari suami? Sekilas terdengar sebagai kondisi yang biasa saja. Namun, nyatanya banyak rumah tangga mengalami kekacauan gara-gara gaji istri lebih besar dari gaji si kepala keluarga.

Gaji istri yang lebih besar tentu memiliki sisi positif maupun negatif. Positifnya, kesejahteraan keluarga lebih mudah dicapai karena istri turut membantu menopang nafkah yang dicari suami. Negatifnya, istri bisa merasa lebih berkuasa karena penghasilan suaminya tidak setinggi dia, sehingga istri bisa saja memberontak dan tidak menghormati suami.  

Lantas, bagaimana menyikapinya jika penghasilan istri lebih besar dari suami?

Menurut Elly Nagasaputra, seorang konselor keuangan, uang adalah salah satu komponen yang sensitif dalam keluarga. Oleh karena itu, suami-istri harus menetapkan mekanisme yang terbuka. “Siapapun yang menghasilkan, uang itu adalah untuk keluarga. Tidak ada istilah “uang saya adalah uang saya” atau “uang suami adalah uang suami”,” katanya.

Setiap individu juga harus menghargai usaha dan kerja keras yang telah dilakukan pasangannya. “Yang menghasilkan uang lebih banyak, tidak perlu lebih berkuasa. Dan yang menghasilkan lebih sedikit juga tidak perlu merasa minder,” jelas konselor yang aktif di www.konselingkeluarga.com ini.

Pasangan suami-istri harus ingat bahwa mereka adalah satu tim yang bekerjasama menyejahterakan keluarga melalui usahanya masing-masing. Uang yang dihasilkan bukanlah sebagai bentuk prestasi pribadi. Baik suami maupun istri harus bersedia terbuka mengenai pendapatan mereka dan penggunaannya, sehingga akan tercipta rasa saling percaya.

Untuk itu, peran istri dalam rumah tangga sebaiknya dirundingkan sebelum menikah. “Tentu setiap pasangan memiliki visi saat hendak menikah. Bentuk pernikahan seperti apa yang diharapkan? Apakah istri kelak mau jadi wanita karier, atau menjadi ibu yang sepenuh waktu di rumah,” lanjut Elly.

Banyak konflik dihasilkan karena gaji istri lebih besar dari suami. Masalah yang bisa timbul antara lain, suami menjadi minder dan malas bekerja karena uang yang dihasilkan istrinya sudah cukup bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. Atau, si istri merasa dirinya lebih hebat yang kemudian berbuntut kepada perselingkuhan dengan pria lain.

Untuk mengatasi konflik, Elly mengajak suami-istri untuk ingat bahwa posisi mereka di pekerjaan tidak sama dengan posisinya di rumah tangga. Jika di kantor, wanita memiliki ratusan bawahan, maka di rumah ia adalah istri yang harus menghormati suami. Demikian juga suami, tidak perlu merasa minder kalau istrinya lebih berpenghasilan, karena dirinya tetaplah pemimpin rumah tangga.

Jika suami-istri sudah mengerti akan hal ini, sebetulnya tidak menjadi masalah siapa yang menghasilkan pendapatan lebih banyak. Yang penting, tiap pasangan dapat menjalankan perannya dalam keluarga: suami adalah kepala keluarga yang mengasihi istri, dan istri adalah penolong yang menghargai suami.

 

BACA JUGA:

Bagaimana Jika Penghasilan Istri Lebih Besar?

Lihat Pasanganmu sebagai Pribadi Unik, bukan Pengganggu

Resep Basmi Jerawat yang Bisa Dipraktekkan di Rumah

7 Artis yang Aktif dalam Kemanusiaan

Perbedaan Orang Kaya dan Orang Miskin

Sumber : Elly Nagasaputra | CBN Indonesia | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami