Kisah Nyata Pebisnis yang Terpuruk Hingga Ingin Bunuh Diri
Sumber: jawaban.com

Family / 29 June 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Pebisnis yang Terpuruk Hingga Ingin Bunuh Diri

andreas rumata simanjuntak Official Writer
17887

Saat menjalankan bisnis money changer-nya dulu, Amat Paulus Tantoso adalah orang yang sangat sukses. Dari usaha tersebut, ia bisa mendapat Rp.1 Miliar perbulannya. Namun, untuk memajukan bisnisnya, ia terkadang berani menghalalkan segala cara bahkan tega menghancurkan binis rekannya sendiri jika itu menghalanginya.

Walaupun mendapat penghasilan yang besar, Tantoso mengaku memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan. Untuk memberi kesenangan terhadap teman-temannya, ia rela menghabiskan 40 hingga 50 juta per hari di tempat hiburan malam.

Hampir membunuh isteri

Tantoso yang hebat di mata teman-temannya, ternyata memiliki sisi gelap dalam rumah tangganya. Tantoso selalu berkelahi dengan istrinya Suti. Ia bahkan sempat ingin membunuh isteri dan anaknya dengan sebuah pedang.

“Pas pulang kantor, dia ngomel-ngomel, emosi saya ga tertahan dan mengeluarkan samurai saya untuk membunuhnya, tiba-tiba saya teringat wajah almarhum anak saya, kematiannya dulu sangat membuat saya dan isteri terpukul. Isteri saya dulu hampir gila karenanya,” ujar Tantoso. Untunglah, setelah mengingat anak keduanya yang sudah meninggal tersebut, Tantoso mengurungkan niatnya untuk membunuh sang isteri.

Dijerat Hukum dan Dipenjara

Ketika bisnis sedang hebat-hebatnya, Tantoso terjerat kasus hukum pajak. Di pengadilan, majelis hakim memutuskan dirinya bersalah dan ia didakwa 4 tahun penjara.

Selama di hotel prodeo, ia diliputi rasa dendam karena ia merasa telah dikhianati rekan bisnisnya. Sementara itu, saat Tantoso mendekam di sel tahanan, kehidupan isteri dan anak-anaknya demikian sengsara. Tiap hari, mereka selalu didatangi penagih hutang. Satu-persatu harta mereka disita. Ditengah kesengsaraan tersebut, tak ada satupun orang yang membantu.

Hampir bunuh diri, namun dapat keajaiban dan bertobat

Tantoso yang merasa stress, mencoba mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di penjara. Tiba tiba, teman sesama narapidana menegur dan mengajaknya ke sebuah acara di aula penjara. “Saya ngikut aja, saya dengar nyanyi-nyanyi, ya saya pengen hiburan, begitu,” ucap Tantoso.

Disana, ia mendengar seorang nenek yang bersaksi bahwa ia dan suaminya selalu mendoakan Tantoso setiap membaca berita tentangnya.

“Waktu itu saya berpikir, waduh Tuhan Yesus sangat baik. Disaat semua orang menganggap saya rendah, ia mengirimkan oma ini untuk mmperhatikan saya, padahal saya tidak memiliki hubungan apapun terhadap oma tersebut.” kata Tantoso sambil menitikkan air matanya.

Setelah kejadian itu, Tantoso mulai giat berdoa. Ia selalu minta Tuhan Yesus mengampuninya. Dalam doa, Tantoso berkata “kalau Engkau luar biasa Yesus, Engkau pasti selamatkanku.” Dalam keseriusan untuk bertobat, paradigma Tantoso pun berubah melihat masa hukuman yang ia dapatkan.

“Saya menjalani hukuman dengan senang. Saya mengingat saat saya dicobai, Tuhan pasti menolong saya. Kalau saya tidak masuk penjara, saya tidak akan bertobat.”

Kehidupan setelah bebas dari penjara

Setelah menjalani masa hukuman dikurangi remisi, pada 28 September 2005, Tantoso akhirnya dibebaskan. Istri Tantoso mengaku sangat senang  dengan perubahan suaminya selama di penjara. Perlahan-lahan, mereka sekeluarga membenahi hubungan yang sempat rusak.

Ia bersama istri pun berusaha melunasi hutang-hutang mereka dengan mendirikan lagi usaha money changer. “Sekarang, perusahaan kami ramai kembali, saya percaya itu adalah Tuhan yang turun tangan” imbuh Suti.

Merasakan banyaknya pertolongan Tuhan Yesus, Tantoso mengaku senang. Ia sangat bersyukur karena setelah di dalam Tuhan Yesus, ia merasakan indahnya kehidupan.

Sumber Kesaksian : Amat Paulus Tantoso

 

Baca Juga :

Kisah Nyata Adenan Manurung dalam Ikatan Perjudian

Sumber : V130626163522
Halaman :
1

Ikuti Kami