Kekerasan Di Mesir Paksa Umat Kristen Mencari Suaka

Internasional / 21 June 2013

Kalangan Sendiri

Kekerasan Di Mesir Paksa Umat Kristen Mencari Suaka

daniel.tanamal Official Writer
3596

Sejak tergulingnya Hosni Mubarak dari kursi pemerintahan pada 2011 lalu kekacauan sektarian menerpa Mesir. Bentrokan diantara warga umat Kristen dan Muslim pun tidak terhindarkan. Korban pun berjatuhan dan dendam diantara warga seakan terus membara dan tidak berkesudahan.

Banyaknya intimidasi, kekerasan yang terus terjadi tanpa adanya perlindungan berarti dari pemerintah, akhirnya memaksa banyak umat Kristen harus menyingkir dan mencari suaka dari negara lain. Tercatat beberapa ribu Kristen Koptik melarikan diri ke daratan Eropa dan Amerika Serikat.

Kini jumlah warga Mesir yang menerima suaka di AS telah melonjak lebih dari lima kali lipat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut statistik data Department of Homeland Security’s, pada 2010, sebelum revolusi terjadi, hanya 531 jiwa penerima suaka di AS. Sedangkan pada 2012, jumlah melonjak menjadi 2.882 jiwa.

Di Eropa, dua negara yang menjadi tujuan utama para warga Mesir yang mencari suaka adalah di Belanda dan Georgia. Belanda sendiri merupakan negara yang cukup kooperatif dalam membantu mereka yang mencari suaka. Bahkan Duta Besar Belanda meminta agar pemerintah membuat kebijakan baru untuk mempermudah proses suaka bagi setiap orang yang terkenan penganiayaan di negara aslinya.

Di Georgia, seorang petugas konsulernya mengatakan bahwa sekitar 150 warga Mesir mengajukan permohonan suaka setiap minggu. Ini membuat bekas republik Soviet itu menjadi tujuan populer bagi warga Mesir karena relatif mudah untuk mendapatkan tempat tinggal.

Kekerasan terakhir yang terjadi di Mesir adalah bentrok sectarian pada April lalu dimana delapan orang tewas. Koptik Paus Tawadros II pun mengkritik Presiden Mohammed Morsi karena tidak mampu melindungi warganya, terutama umat Kristen yang banyak menjadi korban.

 

 

 


Sumber : NBC
Halaman :
1

Ikuti Kami