3 Sudut Pandangan Tentang Pernikahan Yang Mengubahkan
Sumber: photo.elsoar.com

Marriage / 20 June 2013

Kalangan Sendiri

3 Sudut Pandangan Tentang Pernikahan Yang Mengubahkan

Puji Astuti Official Writer
7383

Cara kita memandang kehidupan akan menentukan bagaimana kita menjalaninya. Memang kehidupan tidak selamanya indah, ada kalanya harus melalui masa-masa sulit, namun jika kita melihat kehidupan sebagai sebuah anugrah yang sangat berharga, maka kita tetap dapat menjaga sikap hati untuk tetap bersyukur dan bersukacita apapun keadaannya.

Hal yang sama juga berlaku dalam pernikahan. Bagaimana Anda memandang pernikahan, pasangan Anda dan juga anak-anak? Berikut ini akan saya paparkan beberapa pemikiran yang jika Anda pahami akan mengubah cara pandang Anda tentang pernikahan Anda.

1. Tuhan adalah ayah mertuamu

Kita sudah tahu jika Tuhan adalah Bapa Sorgawi kita, ayah kita. Hal itu bnar, dan Dia sangat mencintai kita dan peduli dengan kehidupan kita. Namun tahukah Anda bahwa Dia juga Bapa dari pasangan Anda, ya, Tuhan adalah ayah mertua kita.

Tuhan adalah ayah pasangan kita jua, dia peduli dengan keadaannya, dan dia mendengar jeritan hatinya. Dapatkah Anda bayangkan suatu saat Anda bertemu dengan Dia dan dengan lembut Tuhan bertanya, "Apa yang kamu lakukan untuk merawat anak saya? Bagaimana kamu mencintainya?" Kira-kira apa jawaban Anda?

Tuhan ingin seseorang dapat membantu pasangan Anda, menguatkannya, menginspirasinya dan mencintainya. Dan orang yang Tuhan persiapkan untuk tugas itu adalah Anda. Demikian juga sebaliknya, pasangan Anda melihat pribadi Anda.

2. Saya tidak bisa merubahnya, saya hanya bisa mengubah diri sendiri

Cobalah isi titik dari pernyataan tentang pasangan Anda ini:  "Saya akan bahagia jika saja dia....." atau "Aku akan sangat bahagia jika dia segera ...." Jika Anda bisa mengisinya dengan cepat, kemungkinan besar Anda berhasrat agar pasangan Anda berubah.

Namun masalahnya, kita tidak bisa mengubah orang lain. Kita hanya bisa mengubah diri sendiri, jadi fokuslah bagaimana Anda merubah cara merespon setiap tindakannya. Ubahlah cara Anda melayaninya. Ubahlah cara Anda menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Percayalah, jika perubahan yang Anda lakukan baik, hal itu juga akan membuat dia melakukan perubahan pula.

3. Tujuan pernikahan bukanlah mencari kebahagiaan

Dalam cerita dongeng ketika akhirnya sang putri berjumpa pangerannya dan menikah, maka akan diakhiri dengan kalimat, "maka mereka hidup bahagia selamanya.." Sayangnya, pernikahan bukanlah cerita dongeng. Bahkan sepertinya Tuhan mendisain pernikahan bukan untuk mencari kebahagiaan tetapi untuk membentuk Anda dan pasangan menjadi pribadi dewasa yang semakin serupa dengan Kristus.

Saat Anda berdua belajar saling melayani, saling mengasihi, saling mengampuni dan saling menolong untuk bertumbuh bersama menjadi semakin seperti Kristus, kebahagiaan akan muncul beriringan. Namun jika Anda hanya mengejar kebahagiaan saja ketika memutuskan menikah, maka Anda akan kecewa.

Bagaimana pendapat Anda tentang tiga sudut pandang di atas? Sangat mengubahkan bukan. Pernikahan ternyata begitu bermakna sehingga Tuhan sendiri merancangnya bagi anak-anaknya, yaitu kita. Untuk itu Tuhan ingin kita menghargainya, sama seperti Ia memandang kudus dan mulianya sebuah pernikahan.

Baca juga artikel lainnya :

Hati-hati, Keluargamu Diincar Si Jahat!

Membuktikan Janji Pernikahan, Mencintai Saat Sakit Maupun Sehat

Mengungkap 6 Mitos Tentang Tidur

Ada Apa Dengan Anak Dan Remaja Di Usia 4-14 Tahun?

Sumber : Crosswalk.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami