Sains Dalam Film After Earth dan Fakta Di Baliknya
Sumber: kompas.com

Nasional / 17 June 2013

Kalangan Sendiri

Sains Dalam Film After Earth dan Fakta Di Baliknya

Lois Official Writer
6460

Film yang dibintangi Will Smith dan anaknya Jaden Smith ini mendapat banyak kritikan. Selain penghasilannya yang tergolong relatif minim, ada yang menyatakan film yang disutradari M. Night Shyamalan ini propaganda Saintologi. Selain itu, ada juga yang bertanya-tanya apakah kehidupan dalam film itu dapat jadi kenyataan?

Di dalam film itu diceritakan bahwa bumi tidak seperti saat ini. Bumi minim oksigen, manusia harus menggunakan oksigen cadangan yang dihirup dengan cara mirip menghirup obat asma. Adanya makhluk hidup berukuran raksasa setelah bumi ditinggalkan 1000 tahun. Selain itu, perbedaan siang dan malam sangat ekstrem. Siang panas, malam bersalju. Mungkinkah kondisi bumi seperti dalam film “After Earth” itu bisa jadi kenyataan? Ini jawabannya.

Bumi Minim Oksigen

Menurut Astronom amatir, Ma’rufin Sudibyo, yang aktif mempelajari benda langit, fenomena astronomi, dan kosmologi, hal ini bisa saja terjadi tetapi sangat sulit. Saat ini, konsentrasi oksigen (O2) 21 persen dan karbon dioksida (CO2) kurang dari 1 persen. “Agar manusia perlu masker udara, kadar CO2 perlu ditingkatkan jadi paling tidak 10 persen. Apakah bisa terjadi kadar CO2 di atas 10 persen? Secara teori bisa, tetapi sulit terjadi,” ujar Ma’rufin. “Makhluk hidup awal dan tumbuhan berperan menyerap CO2. CO2 yang besar kemudian disimpan dalam sel makhluk hidup,” jelasnya. Namun, pemakaian bahan bakar fosil saat ini bisa membuat sejarah awal bumi terjadi lagi.

Adanya Makhluk Berukuran Raksasa

“Kalau manusia sampai harus meninggalkan (bumi), logikanya habitatnya sangat rusak. Waktu 1000 tahun belum cukup untuk memunculkan makhluk hidup ukuran besar. Kalaupun ada makhluk hidup, pasti masih berukuran kecil,” ungkap Ferry M. Simatupang, astronom Institut Teknologi Bandung, yang juga pengajar astronomi dan lingkungan.

Perbedaan Siang dan Malam yang Ekstrem

Menurut Ferry, hal itu juga tidak masuk akal sebab diceritakan kadar CO2 tinggi. “Perbedaan siang malam yang ekstrem itu mungkin terjadi kalau tidak ada efek rumah kaca. Kalau kadar CO2 tinggi itu tidak mungkin terjadi,” ujarnya.

Bisakah Manusia Meninggalkan Bumi?

Hal ini dinilai mungkin karena efek pemanasan global yang membuat bumi makin rusak dan pencarian planet-planet yang mirip bumi pun terus dilakukan. Menurut Ferry, sampai saat ini sudah ada 10 planet mirip Bumi yang ditemukan. “Namun, itu masih kandidat. Untuk tahu pasti apakah planet itu bisa mendukung kehidupan, harus dilakukan pengamatan secara langsung,” ujarnya.

Satu-satunya planet yang dianggap layak ditinggali (selain bumi) saat ini hanyalah Mars. Namun harus melalui proses terraforming. Terraforming adalah penciptaan kondisi sehingga mirip Bumi dalam hal komposisi udara, pencahayaan matahari, dan pengaturan kelembaban udara. Udara Mars 95 persen CO2 sehingga harus ada penambahan 20 persen O2. Untuk menciptakan kondisi itu, diperlukan teknologi yang mampu bekerja seperti tanaman dalam berfotosintesis seabad lamanya. Jadi, satu hal yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah menjaga bumi, sumber kehidupan manusia ini.

 

Baca juga :

Para Artis Remaja yang Merupakan Keturunan Artis

Doktrin Gereja Scientology : Yesus Hanya Implan Alien

Resep Kue Tradisional Belanda : Poffertjes Tape

Mari Jadi Perpanjangan Tangan Tuhan Lewat Media

Orangtua, Filter Anak Untuk Tidak Seks Bebas

Do and Don't Untuk Jerawat

Perbedaan Orang Kaya dan Orang Miskin

Sumber : kompas.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami