6 SD Sudah Pakai Putaw, Alvin Berakhir Idap HIV/AIDS
Sumber: obat malam

Family / 13 June 2013

Kalangan Sendiri

6 SD Sudah Pakai Putaw, Alvin Berakhir Idap HIV/AIDS

Puji Astuti Official Writer
13143

Nama saya Alvin, sejak kelas 6 SD  sudah menggunakan narkoba jenis putaw agar dibilang gaul dan diterima oleh teman-teman. Saya akhirnya terikat oleh putaw, bahkan dalam sehari bisa memakai hingga tiga kali, seperti makan aja, pagi, siang, sore. Kalau ngga, badan saya sakitnya minta ampun.

Beranjak dewasa, saya ketemu dengan teman lama saya. Dia memberi tahu saya :

"Nih ada barang baru man.."

Saya cobain sabu  yang dibawa teman saya itu lumayan banyak. Namun tidak lama kemudian perut saya sakit banget. Teman saya bawa saya ke rumah sakit. Ternyata putaw dengan sabu itu kontradiksi, ngga bisa disatuin. Karena penyakit saya sudah serius, terpaksa orangtua saya diberitahu, disitulah baru orangtua saya kaget, anak yang selama ini dianggap baik dirumah ternyata pecandu berat.

Seiring berjalannya waktu, kondisi saya semakin drop, makan ngga bisa, minum ngga bisa. Angkat jempol saja saya ngga bisa. Berat badan saya ilang 45 kg, dari nomal 65 kg jadi tinggal 20 kg. Di suatu rumah sakit di Jakarta, saya tes darah. Disanalah terbuka kondisi saya yang sebenarnya, hasilnya reaktif, awalnya saya tidak tahu itu apa, akhirnya dijelasin kalau reaktif itu artinya positif HIV/AIDS.

Pada saat saya mendengar saya positif HIV/AIDS, sempet shock. "Aduh, my life is offer.." Ternyata saya akan dying young, meninggal muda.. Orangtua saya menangis, shock juga. Sampai di rumah saya merasa kalau ini sudah ajalnya.

Sampai saya bilang, "Mah, udah ngga kuat. Pasrahin aja ya mah.. Saya minta maaf."

Selesai bilang begitu, nafas saya sudah satu-satu. Waktu itu Mama ajak saya berdoa, "Alvin kalau Tuhan punya kehendak lain, pertama minta maaf atas segala kesalahan Alvin trus mengucap syukur apapun keadaan yang kamu alami. Pasti Tuhan baik sama kamu."

Setelah selesai semua, ilang (kesadaran) gitu.. Begitu saya bangun, saya ngga tahu ada dimana, benar-benar gelap, dingin, dan ngga ada ujungnya gelapnya itu. Waktu saya lihat kebawah, kok itu kaya saya, itu orangtua saya.. Saya pikir apa ini bener-bener yang dinamakan kematian. Ngga tahu kenapa tiba-tiba saya bingung ngeliat ke atas dan melihat titik terang yang semakin lama  semakin besar, terang yang bikin silau, terang itu seperti mendorong saya ke bawah.

Tiba-tiba saya sadar, Mama saya bilang kalau saya sudah hilang tadi, "Mama sudah cek di hidung kamu tadi ngga ada nafas." Waktu kejadian itu, pas hari Paskah, dan film Passion of the Christ lagi ditayangin. Saya lihat waktu itu pas adegan Tuhan Yesus lagi dicambuk.

Orangtua saya bilang, "Lihat, penderitaan yang kamu alami, ngga sebanding dengan apa yang Tuhan alami."

Apa yang saya alami saya pikir sudah sakit banget, ternyata apa yang Tuhan Yesus alami lebih sakit. Habis itu mama saya bilang, "Sudah gini aja. Kita lihat nanti aja, kalau besok kamu bisa lihat matahari terbit, pasti ada janji Tuhan yang luar biasa bagi kamu."

Dan akhirnya, sampai pagi saya lihat matahari terbit. Oh Tuhan terima kasih, saya mengucap syukur. Saya ngga bisa berdiri, saya paksakan berdiri dan duduk, lalu saya nyanyi, "Berserah kepada Yesus," itu saya nyanyikan karena hidup saya tinggal hitungan hari. Hari itu saya putuskan untuk bertobat, kenapa? Karena I'm back from the dead  (saya kembali dari kematian). Saya buat statemen kalau saya harus melayani Tuhan, walaupun bagaimana caranya. Karena Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya.

Saya sangat bersyukur sekali Yesus sudah mengampuni dosa-dosa saya, walau sampai saat ini secara fisik saya masih menderita HIV/AIDS, tetapi secara rohani saya benar-benar dipulihkan, jiwa saya dipulihkan.

Iman Alvin dijawab oleh Tuhan, hingga kini masih bisa menikmati kehidupan, ia lepas dari narkoba dan juga rokok serta melayani Tuhan seperti komitmennya.

Sumber : V130611141405
Halaman :
1

Ikuti Kami