Kisah Nyata Edy Sapto, Pembunuh Bayaran Sadis

Family / 28 May 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Edy Sapto, Pembunuh Bayaran Sadis

Yenny Kartika Official Writer
70034

Pria setengah baya ini sangat disegani oleh banyak orang. Melukai, bahkan melenyapkan nyawa manusia, sudah menjadi hal biasa baginya. Dia bukan hanya berani, tetapi juga sadis dan berdarah dingin. Edy Sapto, nama pria ini, akan mengungkapkan rahasia profesinya sebagai seorang pembunuh bayaran!

 

Alasan saya memilih menjadi pembunuh bayaran adalah karena keadaan. Saya berpikir, jika kita jadi pencuri atau perampok, paling-paling ujungnya kita tertangkap lalu mati. Sementara kalau kita jadi pembunuh, orang-orang akan takut dengan kita.

Selain itu, saya menguasai ilmu bela diri, dan saya juga tipe orang yang pemberani. Itulah modal saya menjadi pembunuh bayaran.

Mau tahu berapa pendapatan saya sebagai pembunuh bayaran? Sebetulnya itu tergantung dari “jasa” yang kita berikan kepada klien. Kalau klien minta bagian tangan, ya kita berikan tangan, kemudian kita negosiasikan berapa harganya. Kalau leher, ya, beda lagi. Semuanya tinggal diatur.

Seingat saya, saya sudah 7 kali menghilangkan nyawa manusia. Itu adalah jumlah orang yang nyawanya jelas-jelas hilang.

Kebanggaan sebagai seorang pembunuh bayaran adalah, disegani oleh banyak orang. Kalau sudah demikian, tentunya ‘kan banyak proyek untuk kita.

Kalau ditanya apakah ada rasa tega dalam membunuh, saya akan menjelaskannya begini. Orang membunuh itu, alasannya ada 3: pertama, karena harus membela diri. Kedua, karena itu sebuah pekerjaan. Ketiga, karena dia memiliki naluri (membunuh). Ada perbedaan antara pekerjaan dan naluri. Orang yang punya naluri membunuh, baru merasa puas kalau dia sendiri yang melakukan pembunuhan itu. Nah, saya sendiri memiliki naluri tersebut. Naluri itu melekat dalam diri saya karena sudah terbentuk sedari saya kecil.

Waktu kecil, ayah saya mendidik anak-anaknya dengan keras. Kalau kami melakukan kesalahan, ayah bisa memukul dengan menggunakan sapu dan sapu itu patah menjadi 3 bagian. Itu menyakitkan di hati saya. Karena itulah saya ingin melampiaskan kebencian ini kepada orang lain, sebab tidak mungkin saya melampiaskannya kepada keluarga sendiri.

Begitulah masa lalu saya sebagai pembunuh bayaran. Jika Anda bertanya-tanya bagaimana caranya saya bisa berubah, sebetulnya sulit, karena tabiat itu sudah mendarah daging. Guru-guru, bahkan orangtua saya sendiri, tidak mampu mengubah pola pikir saya.

Satu hal yang dapat mengubah pola pikir saya adalah pertemuan dengan Yesus. Buktinya bisa Anda lihat sendiri. Orang-orang yang bertemu dengan saya sekarang mengatakan bahwa saya adalah orang yang lembut dan suka bercanda.

Kini, kegiatan sehari-hari saya berfokus dengan hal-hal rohani. Di rumah, saya menampung banyak orang gila dan korban narkoba. Jumlahnya ada sekitar 30 anak. Saya bersama istri dan 3 anak saya mengurus mereka. Kami berusaha keras untuk mengasihi mereka.

Tahukah Anda, kalau bukan karena kasih dan kuasa Tuhan, mustahil saya menjadi seperti ini. Dahulu, nyawa seseorang di mata saya tidaklah berarti—bisa saya hilangkan dengan mudahnya. Namun, kini nyawa setiap orang sangatlah berharga. Jika saya dapat berubah, Anda pun bisa! Bukan hal yang mudah memang, tetapi bagi Tuhan Yesus tidak ada hal yang mustahil.

 

BACA JUGA:

Pengakuan Seorang Mantan Ratu Waria

Kisah Nyata Vonny Sumlang, Pelantun Ratu Sejagat Alami Mukjizat

Kisah Nyata Wanita yang Depresi Karena Kehilangan Anak

Kisah Nyata Seorang Hiperseks yang Mencari Pemuasan Diri

Tuhan Menolong Mamaku Sembuh dari Komplikasi Diabetes & Stroke!


Sumber : V130528094516
Halaman :
1

Ikuti Kami