Penelitian: Junk Food Bikin Suasana Hati Makin Buruk

Info Sehat / 2 May 2013

Kalangan Sendiri

Penelitian: Junk Food Bikin Suasana Hati Makin Buruk

Yenny Kartika Official Writer
5563

Jika Anda sedang dilanda ke-bete-an tingkat akut dan kemudian memborong sekotak besar kentang goreng (French fries) dengan harapan mood Anda bisa membaik—maka Anda perlu berhati-hati.

Sebagaimana dilansir PsychCentral.com, para peneliti dari Penn State University telah menemukan bahwa kebiasaan makan berkualitas rendah dapat memperburuk suasana hati (mood) seseorang, terutama pada wanita.

Untuk mengetahui kaitan antara makanan yang dipilih seseorang dengan kondisi hatinya, peneliti memberikan masing-masing komputer genggam kecil kepada 131 mahasiswi. Di dalam komputer tersebut terdapat program yang meminta mahasiswi untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi pikiran dan perilaku makan mereka selama beberapa kali dalam sehari.

“Sebelum peserta melakukan kebiasaan makan makanan tidak sehat, hanya terdapat sedikit perubahan pada suasana hatinya,” kata Kristin Heron, rekan peneliti di Penn State’s Survey Research Center. “Justru kondisi hati yang negatif naik secara signifikan setelah peserta melakukan perilaku makan makanan tidak sehat.”

Namun, hal yang menarik adalah, peserta yang suasana hatinya sudah dalam keadaan baik, tidak mengalami perubahan mood yang signifikan setelah mengonsumsi makanan tidak sehat.

Studi ini menggabungkan penelitian lain yang juga baru dilakukan, yakni hasil riset bahwa makanan dan suasana hati memiliki kaitan satu sama lain. Studi tahun 2012 yang termuat dalam jurnal Public Health Nutrition mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi junk food akan cenderung menunjukkan tanda-tanda depresi sebesar 51% --dan semakin banyak junk food yang dikonsumsi seseorang, semakin depresilah ia.

Studi lain di tahun 2010 menemukan bahwa orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda depresi biasanya mengonsumsi lebih banyak cokelat daripada mereka yang tidak depresi.

Namun, hubungan antara makanan dan emosi tetap merupakan hal yang kompleks. Dalam survei di tahun 2013 yang melibatkan 1.300 psikolog, 43% di antaranya menyebut-nyebut “makan dalam keadaan emosi” (emotional eating) sebagai sumber permasalahan berat badan.

Wahai pecinta makanan, penelitian menarik ini sangat penting guna mengendalikan kondisi hati Anda. Jika ingin mengatur good mood, perhatikan pula apa yang masuk ke dalam mulut. Selamat makan!

 

BACA JUGA:

Junk Food, Berkalori Tinggi Tapi Tak Bikin Kenyang

15 Tahun, Gadis Ini Hanya Mau Makan Nugget

Restoran Pencabut Nyawa

Pelajaran yang Dapat Ditarik dari Kenaikan Yesus

Berbagai Mitos Salah dalam Mendidik Anak

Berbagai Fakta Menarik Tentang Gigi


Sumber : LIVESCIENCE | YK
Halaman :
1

Ikuti Kami