Kisah Nyata Perjuangan Raymond Chow Menjadi Pesulap
Sumber: Solusi Life

Family / 5 April 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Perjuangan Raymond Chow Menjadi Pesulap

Budhi Marpaung Official Writer
10758

Raymond Chow terlahir dari keluarga pengusaha yang sangat sukses. Sejak kanak-kanak, ia selalu dilindungi oleh kedua orangtuanya. Mulai dari urusan kecil hingga sampai hal-hal besar, ayah dan ibunya lah yang selalu melakukannya pertama kali.

“Saya selalu di belakang mengikuti dan menerima hasil apa adanya gitu. Jadi saya tumbuh menjadi seseorang yang bisa dibilang gak berani berbuat apa-apa,” ucapnya.

Hingga sampai remaja, Raymond tidak pernah punya pemikiran untuk masa depan. Ia tidak pernah mengenal apa itu tujuan hidup. Yang ia tahu hidup adalah untuk hari ini saja.

Tindakan berkuliah di Melbourne, Australia, pun bukanlah benar-benar keinginannya. Semua itu ia kerjakan atas usulan orangtua.

Ketika merasa bosan dengan kehidupan yang dijalani, Raymond justru berkenalan dengan sulap. Perlahan tapi pasti ia justru menemukan sesuatu yang selama ini ia cari-cari.

“Tiba-tiba ada sebuah kepercayaan diri yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Istilahnya saya tahu inilah yang harus saya lakukan di dalam kehidupan saya,” jelasnya.  

Tetapi situasi berkata lain. Raymond seolah berdiri di persimpangan antara karir atau sulap. “Ketika saya mencoba bekerja di kantor ada sebuah istilahnya itu sebuah silent scream – sebuah teriakan di dalam diri saya yang mengatakan ‘hei, ngapain kamu menghabiskan waktumu untuk melakukan apa yang bukan bagianmu, jangan sia-siakan waktumu’, dan teriakan itu terus-terus-terus berteriak di hati saya setiap saya bekerja di kantor itu. Sehingga akhirnya saya memutuskan kalau ini sudah saatnya saya harus berbicara kepada orangtua saya, apa yang saya mau bagi kehidupan saya,” tandasnya.

Pada waktu yang sudah direncanakan, Raymond pun mengutarakan isi hatinya kepada ayah dan ibunya.

“Jadi ketika mereka pertama kali mendengar kalau anaknya menjadi seorang pesulap, timbul kekuatiran di dalam hati mereka karena mereka merasa sulap itu bukan sesuatu yang punya masa depan. ‘Kalau kamu menjalankan sulap, mau makan apa nanti?’ ‘Nanti kalau teman-teman, saudara tanya pasti malu dong anaknya jadi pesulap, sudah jauh-jauh disekolahkan di Australia gitu,” aku Raymond.

Walau orangtua tetap menentang, Raymond tidak beranjak pada pendiriannya. Keputusannya menjadi seorang pesulap ia terus pegang dan akan ia jalani.

Namun ketika benar-benar mau terjun ke dunia sulap, sebuah keraguan muncul di hati Raymond. “Banyak sekali kekuatiran hidup terutama dalam menjalani sulap ini karena yang pertama ini adalah teritori baru yang belum pernah saya jalani sebelumnya, dan yang kedua mungkin adalah masalah finance dimana saya nanti untuk kebutuhan ke depannya itu gimana” jelasnya.

“Kekuatiran lainnya tentu saja gimana kalau saya tidak berhasil, gimana kalau saya gagal, gimana kalau saya ditertawakan orang, gimana kalau keluarga saya akhirnya berkata ‘tuh kan saya sudah katakan gak mungkin bisa’. Mulai saya banyak pertanyaan, ‘Tuhan ini bener gak sih, ini adalah sebuah jalan yang Engkau sediakan pada saya. Bener gak Tuhan?’ dan ada kalanya saya berteriak, saya nangis sama Tuhan,” imbuhnya.  

“Sering sekali saya nangis sama Tuhan, saya bertanya sama Tuhan, ‘Tuhan, kenapa sih saya diberikan sebuah talenta sulap ini. Sebuah talenta yang berbeda dari orang lain. kenapa saya gak dikasih talenta orang yang bilang normal? Kenapa saya tidak dikasih talenta bisnis atau di dalam accounting, kedokteran, atau talenta apapun itu juga? Kenapa saya dikasih talenta sulap Tuhan? Kenapa?’” kata Raymond.

Dalam segala kebingungan dan kekuatiran, Tuhan memberi kekuatan pada Raymond. Salah satunya adalah melalui mimpi.

“Dalam mimpi itu jelas sekali ada sebuah tulisan yang berkata, ‘I want to tell you a story. A story of magic that heals, not magic that reveals’. Langsung saya nangkap itu. Kalau saya itu sudah diberikan talenta untuk memberitakan kebenaran dengan menggunakan sulap. Jadi sulap yang saya lakukan, itu bukanlah sebuah sulap seperti biasanya, sebuah sulap yang menghibur, tetapi sebuah sulap yang menguatkan, sebuah sulap yang bisa mengubahkan kehidupan orang” ungkapnya.

Keyakinan Raymond terbukti. Perlahan-lahan berkat anugerah Tuhan, ia mulai mengadakan performance sulap di dalam dan di luar negeri. Tidak hanya itu, restu dari orangtua juga didapat dan mengiringi langkah kaki Raymond.

“Saya sangat senang sekali karena saya diberi kesempatan untuk melihat kebaikan Tuhan. Saya diberi kesempatan untuk melihat bagaimana orang-orang itu bisa berubah. Mindset mereka tentang sulap, tentang Tuhan, itu semuanya berubah,” urainya.  

Raymond menyadari apa yang jalani ini belum tentu bisa membuatnya menjadi seorang jutawan, tetapi ketika ia bisa melihat kehidupan seorang diubahkan, mindset (pola pikir) mereka diubahkan, ia bahagia. Baginya, semua hal itu adalah priceless (tak ternilai) dan takkan bisa ditukar dengan apapun juga yang ada di dunia ini.

Sumber kesaksian :

Raymond Chow

Sumber : V130402103727
Halaman :
1

Ikuti Kami