Tidak mudah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, terlebih di depan umum. Namun inilah yang dilakukan oleh David Petraeus, mantan Direktur CIA yang mengundurkan diri karena skandal perselingkuhan.
"Tak perlu dikatakan, saya berada di tengah Anda semua dalam kondisi yang berbeda dari setahun yang lalu," demikian ungkap Petraeus mengalami pidatonya di depan 600 resimen mahasiswa dan veteran di acara tahunan University of Southern California.
"Jadi, izinkan saya untuk memulai ceramah saya malam ini dengan mengulangi betapa saya menyesal dan meminta maaf atas keadaan yang membawa saya untuk mengundurkan diri dari CIA dan menyebabkan rasa sakit bagi keluarga saya, teman-teman, dan pendukung saya. Perilaku seperti itu tidak dapat diterima, baik sebagai seorang suami dan sebagai pemimpin dari sebuah organisasi seperti yang kita miliki," demikian tambahnya.
Skandal perselingkuhan Petraeus dengan Paula Broadwell, seorang penulis yang menulis biografinya terungkap setelah FBI menyelidiki email Broadwell kepada seorang wanita yang dianggapnya saingan untuk bisa merebut hati Petraeus. Setelah kasusnya diketahui publik David Petraeus langsung mengundurkan diri, dan pasca pengunduran diri tersebut dia menghabiskan banyak waktunya bersama keluarga.
Seorang pakar komunikasi Howard Bragman yang mencermati kasus Petreaus menyatakan bahwa mantan bos CIA itu menangani situasinya dengan sempurna. Bragman membandingkan dengan kasus Presiden Bill Clinton dan mantan Senator AS John Edwards yang mengalami hal serupa. Saat skandalnya terungkap Petreaus tidak berbohong seperti Clinton maupun Edwards. Ia dengan rendah hati mengakuinya, mengambil tanggung jawab dan mundur dari jabatannya. Dengan tindakannya itu, menurut Bragman, Petreaus dapat kembali diterima oleh masyarakat, bahkan memulai kembali karirnya dibidang lain.
Manusia memang rentan melakukan berbagai kesalahan, untuk itu hal tersebut tidak perlu ditutup-tutupi, apa lagi dengan kebohongan. Hal tersebut hanya akan membuat masalah semakin besar dan rumit. Seperti Petreaus, milikilah kerendahan hati untuk mengakui kesalahan, ambillah tanggung jawab dari akibat perbuatan itu, dan lakukanlah perbaikan. Dengan demikian langkah kedepan semakin ringan dan menuju ke arah yang lebih baik.
Baca juga artikel lainnya :
November, Bulan Kejatuhan Para Jenderal di Amerika Serikat
Babysitter-ku Ternyata Wanita Simpanan Suamiku
Kisah Nyata Perzinahan 16 Tahun Dengan Istri Orang Lain
Persahabatan, Cinta, Pernikahan dan Cara Menjaganya
Mujizat di Tanah Kalimantan: Kanker Payudaraku Tiba-Tiba Lenyap!
Sumber : Tempo.co | Puji Astuti