Kisah Nyata Kezia Clarissa Lukito dan Prestasi Ice Skating

Family / 27 March 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Kezia Clarissa Lukito dan Prestasi Ice Skating

daniel.tanamal Official Writer
9304

“Walaupun di Indonesia tidak mempunyai musim dingin dan salju, tidak menghentikan saya untuk belajar ice skating,” begitulah pernyataan Kezia Clarissa Lukito, seorang atlet ice skating muda Indonesia yang tengah meraih prestasi di Asia. Bagaimana kisah perjalanannya saat ini?

“Awalnya saya suka main ice skating pada tahun 2006. Jika ingin bisa mahir ber-ice skating harus latihan secara rajin, karena jika hanya satu dua kali latihan saja tidak mungkin bisa. Sekarang seminggu latihan empat kali. Minimal dua jam. Karena sering ikut tanding, jadi latihannya lebih banyak,” jelasnya.

Kini dirinya telah sampai dijenjang freestyle tujuh, sebuah kelas yang berlaku internasional. Butuh empat tahun bagi Kezia untuk sampai pada tingkatan tersebut. Diakuinya banyak gerakan-gerakan yang dianggapnya sulit dilakukan. Salah satunya adalah gerakan melompat. Bahkan sering dirinya terjatuh dalam latihan ketika mencoba gerakan itu.

Pernah dirinya memeriksakan ke dokter mengenai kondisi tubuhnya. Dari hasil diagnosa dokter, Kezia mengalami kelainan tulang punggung. Dampaknya ketika dirinya melakukan gerakan melompat, tubuhnya akan miring dan membuatnya terjatuh. Sang ibu pun menganjurkan agar dirinya beristirahat dari latihan. Namun semangat yang besar membuat Kezia terus berlatih.

Diakuinya, prestasi dan perkembangan kemampuannya yang diraih selama ini tidak terlepas dari peran orangtua dan juga perkenanan Tuhan. “Aku bisa sampai seperti saat ini berkat peran karena mami, papi dan Tuhan. Kalo engga, engga bisa seperti saat ini,” katanya.

Berdoa adalah cara utama Kezia dalam setiap menghadapi pertandingan. Terutama dikala situasi khawatir dan cewas meliputinya dalam melihat lawan tanding. “biasanya doanya kayak yaa beri ketenangan, supaya bisa landing semua dan tidak jatoh,”

Diluar aktivitasnya sebagai seorang atlet, Kezia juga mengikuti serangkaian kegiatan lain yang membuat jadwalnya padat, seperti kegiatan sekolah dan les. Meskipun terkadang lelah, namun Kezia mampu untuk mengembalikan semangat belajarnya dan dapat membagi watu agar semua aktifitasnya tidak saling mengganggu.

“Menurut aku sekolah penting banget. Ya karena kalo nggak sekolah ya nggak punya masa depan. Saat ini aku mau menyelesaikan sekolah dulu, baru nanti aku putuskan mau menjadi apa aku kedepannya nanti. Saat ini aku nggak mau nyia-nyiakan waktu aku untuk hal yang nggak penting,” terangnya.

“Aku mau manfaatin waktu untuk dapatkan ilmu sebanyak banyaknya. Dan jangan lupa untuk berdoa dan minta bantuan dari Tuhan. Dan pastinya jangan menyerah untuk mendapatkan yang lebih baik.”

 

 


 

 

 

Sumber : V130318203700
Halaman :
1

Ikuti Kami