Kisah Nyata Remaja yang Bahagia Ketika Bantu Orang

Family / 24 March 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Remaja yang Bahagia Ketika Bantu Orang

Lois Official Writer
5577

Sejak usia 19 tahun, Petrus sudah mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat di Tanah Merah, Jakarta Utara. “Melayani sesama buat saya suatu kebahagiaan.” kata Petrus.

Awalnya Petrus mengikuti sang kakak ke suatu tempat yang bernama Legium Area. “Sampai akhirnya, sejak mengikuti kelompok ini dan mengikuti tugas-tugas yang diberikan, misalnya mengajar, saya terketuk untuk terus eksis dan terus mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan.”

“Awalnya saya takut karena bertemu dengan orang-orang baru, anak-anak baru yang saya sendiri belum tahu bagaimana mereka nanti menyambut saya. Cuma di sana saya berpikir positif aja dan saya mencoba bersahabat dengan anak-anak tersebut dan juga kepada warga yang di sana.”

Sejak bertemu dan mengajar anak-anak yang kurang mampu tersebut, Petrus merasakan bahwa berkat Tuhan mengalir dalam hidupnya. Dia memberi waktunya dan talentanya untuk anak-anak tersebut tanpa hitung-hitungan sehingga Tuhan pun memberkati dia tanpa hitung-hitungan.

Menurut Petrus, baru di tempat itulah dia menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, yang tidak dia temukan di tempat lain. “Melayani bagi saya adalah suatu kebahagiaan. Dengan melayani saya lebih bisa mensyukuri apa yang saya miliki saat ini,” tegasnya kemudian. “Saya tidak pernah kasihan pada mereka, saya sayang pada mereka. Bagi saya mereka adalah keluarga saya sendiri,” lanjut Petrus.

Tidak selamanya Petrus merasa bahagia saat membantu, kadang dia merasa lelah. Dia mengumpamakan bahwa membantu itu terkadang seperti mendorong gajah. Namun, dia tak henti-hentinya berusaha dan komitmen pada pelayanannya.

Dia memperhatikan anak-anak itu dan selalu mencari bantuan apalagi yang bisa dia berikan untuk mereka. Suatu dedikasi yang luar biasa bukan?

“Sepertinya di dunia ini tidak ada orang yang seperti Petrus, seperti malaikat. Dia apapun ingin membantu. Ada yang sakit pun dia sampai bolos kerja, dia nungguin,” kata salah satu ibu yang anaknya diajarkan oleh Petrus. Petrus bahkan merogoh kocek sendiri untuk menyekolahkan seorang anak yang tidak bisa sekolah, menurut penuturan anak tersebut.

Petrus suka memberi masukan kepada anak-anak di sana, menjadi pahlawan di tempat dimana dia membantu, dan itulah garam dan terang dunia yang bisa dia berikan pada dunia.

“Bagi saya sendiri, hidup ini hanya sekali. Maka dari itu, hidup yang satu kali ini saya akan gunakan untuk mereka. Karena terlalu sayang, kita gunakan hidup kita yang satu kali ini untuk hal-hal yang sia-sia.” pesan Petrus buat kita semua.

 

Sumber Kesaksian :

Petrus

Sumber : V130318204622
Halaman :
1

Ikuti Kami