Benarkah Mesir jadi Awal Kejatuhan Setiap Presiden RI ?

Nasional / 16 February 2013

Kalangan Sendiri

Benarkah Mesir jadi Awal Kejatuhan Setiap Presiden RI ?

daniel.tanamal Official Writer
6779

Dunia perpolitikan di Indonesia selalu dihiasi oleh berbagai analisa, perang wacana dan juga beberapa cerita mitos yang sering menjadi perbincangan hangat. Dilansir merdeka.com, salah satu mitos itu adalah jatuhnya setiap Presiden Republik Indonesia sepulangnya dari kunjungan ke Mesir.

Fenomena ii dimulai dengan Presiden pertama RI Soekarno. Enam kali proklamator RI ini berkunjung ke bumi Firaun yaitu pada1955, 1958, 1960, 1961, 1964, dan 1965. Tidak lama setelah kunjungannya di 1965, Soekarno jatuh dari kedudukannya atas peristiwa Gerakan Tiga Puluh September (Gestapu).

Mantan Presiden Soeharto pun tercatat dua kali melawat ke Mesir untuk kepentingan hubungan diantara kedua negara. Pertama kali, asisten Jenderal Soedirman ini mengunjungi Mesir pada 1977. Kunjungan kedua adalah pada 1998, masa di mana krisis moneter menghinggapi Indonesia dan kerusuhan pecah. Soeharto pun memutuskan berhenti.

Hal serupa juga dialami oleh mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kala menjabat sebagai Presiden, Gus Dur dua kali mengunjungi Mesir pada 2000 dan 2001. Disebutkan pula bahwa para kiai telah mewanti-wanti Gus Dur untuk tidak pergi ke Mesir, karena mereka khawatir atas fenomena yang terjadi pada Soekarno dan Soeharto. Tak lama setelah dari Mesir, MPR mencabut mandat kepresidenannya. Gus Dur turun dan Megawati Soekarno Putri menggantikannya.

Sementara itu dua presiden lainnya yaitu Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie dan Megawati Soekarno Putri dinilai terhindar dari mitos kejatuhan itu karena mereka dinilai bukan presiden utama, alias presiden antar waktu. Habibie diketahui menjadi presiden usai Soeharto turun saat masa jabatannya belum berakhir. Begitupun dengan Megawati yang menjadi pengganti Gus Dur.

Lalu bagaimana dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? SBY terakhir kali mengunjungi Mesir pada awal Februari tahun ini. Dirinya pun kembali dengan setumpuk masalah yang terjadi di internal Partai Demokrat. Namun hingga kini SBY masih menjabat sebagai presiden.

Banyak hal yang dapat dijadikan tolok ukur kepemimpinan seorang presiden. Mitos hanyalah satu kepercayaan yang terkadang dijadikan pemebenaran terhadap kejadian. Persatuan dan kebersamaan dalam bernegara jauh diatas pada ukuran mitos dan kepercayaan lain yang belum tentu kebenarannya. 

 

 

 


Sumber : merdeka.com
Halaman :
1

Ikuti Kami