Jemaat Lebih Andalkan Senjata Api, Pendeta AS Gusar

Internasional / 16 February 2013

Kalangan Sendiri

Jemaat Lebih Andalkan Senjata Api, Pendeta AS Gusar

Yenny Kartika Official Writer
2741

Negeri Paman Sam kini tengah riuh rendah dengan perdebatan soal kepemilikan senjata api. Pendeta Shane Idleman menilai orang-orang Kristen mulai ikut-ikutan dalam kekhawatiran nasional tentang isu ini.

Menurut Pendeta dari Westside Christian Fellowship di California ini, aturan pengendalian senjata yang sedang hangat-hangatnya diperdebatkan telah kehilangan tujuan dan arahnya. Idleman juga melihat bahwa orang Kristen mulai memutarbalikkan ayat-ayat Alkitab dan menggunakan kata-kata rumit untuk mendukung argumen mereka.

“Anda bisa memiliki AR-15 (tipe senjata api, red.) dan sejumlah amunisi, namun jika Anda ketakutan bahwa keluarga Anda akan tewas maka apa yang Anda sudah persiapkan adalah sia-sia,” tegas Idleman dalam kotbahnya minggu lalu. Pendeta yang juga adalah penulis buku ini juga mengajak jemaat untuk mengintrospeksi, “Gudang senjata Anda terisi penuh, tapi lemari doa Anda kosong. Sungguh terlalu. Saya mendengar pembicaraan tentang Remington, Smith & Wesson, dan Browning (merek-merek senjata api, red.) tapi saya sama sekali tak mendengar soal kehancuran dan kerendahan hati dan berserah.”

Idleman mengajak jemaatnya agar memperhatikan isi Amsal 20:22: “Janganlah engkau berkata: "Aku akan membalas kejahatan," nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau.” Idleman menentang orang-orang yang ia sebut "menyembah senjata" demi membela diri.

Alkitab menjelaskan bahwa Allah menciptakan institusi pemerintahan yang tugasnya adalah melindungi, menegakkan keadilan, membela (kebenaran), dan mencegah kejahatan.  

Di sisi lain, Idleman menyatakan bahwa Yesus sendiri tidak mempermasalahkan kepemilikan senjata. Dalam Matius 26:52: “Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.”

Idleman menegur beberapa orang yang seringkali mengutip ayat Alkitab tertentu dan mengabaikan ayat lainnya, sehingga mereka merasa punya cukup bukti untuk argumen mereka.

“Mengapa Yesus tidak menegur murid-Nya karena ia memiliki pedang?” tanya Idleman. “’Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya’, itulah yang Yesus perintahkan… Yesus menjelaskan bahwa mengeluarkan pedang pada waktu dan di tempat itu tidaklah tepat. Dengan kata lain, jika Anda melakukan tindakan terlalu dini, maka hal itu akan membahayakan nyawa Anda. Barangsiapa yang menggunakan pedang dan mengambil tindakan terlalu dini, menjadi begitu bergairah. Emosi mereka meledak-ledak dan mereka akan melakukan hal yang salah. Akhirnya mereka akan binasa oleh pedang tersebut. Itulah yang sedang terjadi. Kita sedang membahas topik (pengendalian senjata) ini namun kita tidak mengerti perbedaanya.”

‘Seseorang yang lebih menghargai hak istimewa daripada prinsip, akan kehilangan keduanya’, demikian kutipan perkataan President Dwight D. Eisenhower yang kemudian menjadi acuan Idleman. Ia mengartikan ‘hak istimewa’ sebagai ‘hak untuk memiliki senjata api’, serta mengartikan ‘prinsip’ sebagai ‘takut akan Tuhan’. “Jika kita menghargai hak istimewa tetapi mengabaikan prinsip, kita akan kehilangan keduanya.”

Idleman akhirnya menyimpulkan, “Senjata utama bagi umat Tuhan adalah berdoa. Itu sudah lebih dari cukup.”

 

Baca juga artikel lainnya:

Menyusuri Peradaban di Kali CIliwung

Pengharapan yang Penuh Bahagia

Makanan dalam Perspektif Alkitab

Sumber : The Christian Post | Yenny K
Halaman :
1

Ikuti Kami