Nicaragua: 40 Jam Doa Bersama Untuk Paus Benediktus XVI

Internasional / 16 February 2013

Kalangan Sendiri

Nicaragua: 40 Jam Doa Bersama Untuk Paus Benediktus XVI

Zee Official Writer
2948

Uskup-uskup di Nicaragua mengundang seluruh umat Katolik di negara tersebut untuk bergabung dalam doa bersama selama 40 jam pada tanggal 14 Februari, 2013, di Managua. Doa 40 jam tersebut ditujukan untuk meminta berkat bagi Paus Benediktus XVI yang akan mengundurkan diri dari Tahta Suci Kepausan, serta bagi “siapapun yang akan meneruskan Tahta Suci menurut kehendak Roh Kudus”.

“Kami mengundang para umat Allah, terutama umat Katolik di Nicaragua untuk bersatu dalam doa,” kata Uskup Socrates Rene Sandigo, pemimpin Konferensi Uskup di Nicaragua.

Uskup Sandigo juga menyebutkan bahwa doa 40 jam tersebut terpusat pada permohonan agar Roh Kudus akan “seperti biasanya” membimbing para Kardinal dalam proses pemilihan Paus yang baru.

Pada konferensi press 13\2 Feruari kemarin, Uskup Sandigo menyebutkan bahwa pengunduran diri Paus yang disebabkan oleh kesehatannya yang menurun merupakan sebuah keputusan yang diadasarkan pada kejujuran pada dirinya sendiri.

“Saya rasa tidak banyak orang yang memiliki keberanian seperti itu, keberanian untuk melihat ke dalam dirinya sendiri dan mengambil keputusan itu,” katanya.

Uskup Sandigo juga menambahkan bahwa Bapa Suci Benediktus XVI akan tercatat dalam sejarah sebagai Paus yang, dalam kerendahan hati dan keberaniannya, mengakui bahwa ia tak lagi memiliki kemampuan fisik dan memilik untuk pensiun demi kebaikan Gereja. Karena ketika Uskup Sandigo bertemu dengan Paus Benediktus XVI 3 bulan yang lalu, ia melihat bahwa Bapa Suci telah menunjukkan “kekuatan yang hampir supranatural” dalam pelayanannya bagi Kristus di samping kelelahannya yang luar biasa.

Pengunduran diri Paus Benediktus XVI merupakan sebuah kehilangan bagi umat Katolik di seluruh dunia. Seperti yang telah disampaikan Uskup Sandigo, keputusan Bapa Suci untuk pensiun awal menunjukkan sebuah kerendahan hati untuk mengakui ketidakmampuan dalam dirinya. Ketika menyadari dirinya sudah tidak mampu secara fisik mengemban Tahta Suci sebagai Paus, Bapa Suci tidak memandang kepentingan duniawi untuk terus memegang kuasa Tahta Suci di pangkuannya, namun memilih turun demi kepentingan Gereja.

Keputusan Paus Benediktus merupakan sebuah keputusan yang seringkali tidak bisa kita lakukan sebagai manusia. Kehausan akan kekuasaan membuat banyak orang melakukan apapun untuk bisa mencapai puncak dan terus mempertahankan kuasa tersebut apapun yang terjadi. Pengunduran diri Bapa Suci Benediktus XVI merupakan sebuah pelajaran dan inspirasi bagi hidup. Terima kasih, Bapa Suci.


Baca juga artikel lainnya:

Rayakan Valentine Bersama 5 Film Romantis Ini

Rayakan Valentine Bersama Pacar Tanpa Kuras Kantong

Prostitusi Online Karena Ekonomi Pas-pasan

Sumber : catholicnewsagency.com / Zee
Halaman :
1

Ikuti Kami